Kamasutra, Kelompok Pria Akseptor Vasektomi di Bali

iklan
Sindikasi lifestyle.okezone.com
KapanLagi.com: Woman
Kamasutra, Kelompok Pria Akseptor Vasektomi di Bali
Dec 20th 2011, 09:25

DI daerah Jawa, akseptor vasektomi membentuk sebuah paguyuban bernama Priyo Utomo. Di Bali juga ada paguyuban serupa yang dinamakan Kamasutra. Bagaimana awal terbentuknya?

Kamasutra terbentuk dari keresahan Bidan Ni Nyoman Rai Sudani terhadap tingginya angka kelahiran di daerah Badung, Bali, tempatnya bertugas. Belum lagi masalah yang kerap muncul pada akseptor KB wanita. Maklum, sebelum 2010, lebih dari 90 persen akseptor KB di Badung adalah wanita sedangkan pengguna KB pria hanya 16 orang.

"Dari ibu-ibu yang datang periksa ke saya, mereka banyak mengeluhkan KB; sering keputihan, haid tidak teratur, darah haid terlalu banyak," tuturnya usai konferensi pers "Srikandi Award 2011" di Balai Kartini, Jakarta, Senin (19/12/2011).

Masalah serupa sebenarnya juga dialami Bidan Ni Nyoman dan suami yang merasa "kebobolan" dengan lahirnya anak ketiga. Ia menggagas pemakaian vasekstomi pada sang suami yang kemudian disetujui hingga akhirnya mempromosikan vasektomi kepada para suami di wilayahnya.

Namun, mempromosikan vasektomi di Badung bukan tanpa masalah. Masyarakat masih memercayai anggapan bahwa KB vasektomi menimbulkan gangguan dan mengurangi kualitas hubungan seksual.

"Mereka bilang takut kalau hubungan suami-istri tidak nikmat, suami impoten, suami enggak boleh kerja berat lagi, takut istri nyeleweng, macam-macam," tambahnya.

Meski ditentang, Ni Nyoman tetap mempromosikan vasektomi, sasarannya terutama keluarga miskin yang memiliki lebih dari dua anak. Berkali-kali ia harus menjelaskan plus minus vasektomi kepada pasutri.

"Di Bali masih susah sekali, satu keluarga bisa punya 4-5 anak dan semua beban lebih banyak ke ibu. Kita jelaskan soal kesehatan reproduksi ibu, pertumbuhan laju penduduk, biaya hidup ke depan sehingga kesejahteraan anak bisa berkurang. Saya dan suami juga menjelaskan tidak ada efek vasektomi setelah puluhan tahun kami menjadi akseptor," ujarnya.

Ia menjelaskan, syarat terpenting menjadi akseptor vasektomi adalah hubungan seks suami-istri yang baik, serta kesepakatan bahwa kedua pihak tidak ingin punya anak lagi. Sebagai persyaratan khusus, setelah memakai vasektomi, suami harus menggunakan kondom sampai 20 kali berhubungan intim untuk meyakinkan keamanannya.

Ni Nyoman juga menghimpun semua peserta vasektomi untuk kemudian menamakan diri kelompok Kamasutra, di mana depan rumahnya dijadikan sekretariat KB pria. Ada beragam kegiatan yang biasa dilakukan, seperti arisan, penyuluhan KB, tabungan, dan sebagainya. Suami yang awalnya tidak berminat dan tidak tahu informasi vasektomi, kini semakin banyak berdatangan. Sebanyak 36 anggotanya bahkan menjadi kader yang siap mempromosikan vasektomi.

Hasilnya, bila tahun-tahun sebelumnya target vasektomi 12 orang per tahun di Badung tidak pernah tercapai, kini angkanya justru melampaui target hingga mencapai 26 orang.

"Istri malah bersyukur suaminya bisa dikasih saran sehingga bebannya berkurang. Mereka bisa merasakan manfaatnya dan sejauh ini belum ada yang komplain," tutupnya.

Bidan Ni Nyoman Rai Sudani merupakan salah seorang bidan inspirasional yang menjadi nominator Srikandi Award 2011 dalam kategori Promosi Kesehatan. Ia bersama delapan bidan inspirasional lainnya akan berlaga di ajang tahunan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Sari Husada pada malam penobatan di Balai Kartini, Jakarta, malam ini. (ftr)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment