Rabu, 14 Desember 2011 | 11:11 WIB
TEMPO.CO, Bristol - Para ibu berhati-hatilah jika anak-anak Anda mengeluh terlalu lelah saat berangkat sekolah. Bukan tak mungkin, keluhan yang terasa biasa-biasa saja itu sejatinya sang anak tersebut tengah mengalami sindrom kelelahan kronis.
Para peneliti dari the Centre for Child and Adolescent Health di Inggris dan dari the University of Bristol menemukan bahwa anak-anak yang tidak masuk sekolah lebih dari 20 persen sebenarnya mengalami sindrom ini. Hasil studi terbaru mengungkapkan satu dari 100 anak mengalami chronic fatigue syndrome (CFS), namun dua pertiga dari mereka bisa kembali menghadiri kelas di sekolah secara normal setelah didiagnosis dan diobati.
Gejala sindrom ini seperti sakit flu, kelelahan luar biasa, dan kelesuan mental yang kemungkinan dipicu oleh infeksi virus. Meskipun tidak ada obat untuk kelainan ini, latihan yang diawasi dan terapi bicara bisa membantu mengatasi gejala tersebut.
Hasil studi yang dikutip oleh Daily Mail edisi 12 Desember 2011 itu meneliti anak-anak berusia 11 hingga 16 tahun yang tidak masuk sekolah. Secara keseluruhan, 461 dari 2.855 anak di sekolah menengah kehilangan 20 persen lebih dari hari sekolah mereka dalam jangka waktu enam minggu. Untuk 315 anak, alasan absennya diketahui, termasuk tiga di antaranya yang didiagnosis CFS.
Sebanyak 112 dari 146 anak, dengan alasan absen sekolah yang tidak dijelaskan, mendatangi klinik peninjauan di sekolah dan diketahui sebanyak 42 anak direkomendasikan untuk mendatangi spesialis. Sebanyak 23 anak lainnya didiagnosis dengan kondisi tersebut. Dari seluruh sampel, 28 dari 2.855 anak atau sekitar satu persen didiagnosis mengalami CFS.
Menurut penulis artikel untuk jurnal British Medical Journal Open, "Kelelahan kronis adalah hal penting yang menjelaskan absennya anak-anak dari sekolah." Dugaan sebelumnya mengungkapkan prevalensi CFS di antara anak-anak adalah 0,1 persen hingga 0,5 persen.
Dr Charles Shepherd, penasihat kesehatan dari ME Association, berkata, "Kami menyambut baik pesan kunci dari hasil penelitian ini sebab banyak anak dengan gejala CFS masih kesulitan untuk didiagnosis sehingga tidak bisa mendapatkan pendidikan dan dukungan sosial yang dibutuhkan."
ARBA'IYAH SATRIANI
0 comments:
Post a Comment