Tiap Anak Miliki Hak Bermain dan Berekreasi

iklan
SUARA MERDEKA CYBERNEWS .:WANITA+SEHAT
SUARA MERDEKA CYBERNEWS .:WANITA+SEHAT
Tiap Anak Miliki Hak Bermain dan Berekreasi
Dec 11th 2011, 11:07

Ibu dan Anak

05 Desember 2011 | 09:38 wib

Share :Facebook Twitter
image

SETIAP anak memiliki hak untuk bermain dan berekreasi. Dia berhak pula untuk mendapatkan pendidikan dasar guna mengembangkan potensi serta mendapatkan standar hidup yang layak. Sementara itu untuk menjaga kesehatan mental, Dia berhak memperoleh kasih sayang, cinta dan pengertian.

Menurut Prof dr Sunartini Hapsara PhD SpA(K), untuk mewujudkan itu sejak dalam kandungan anak berhak mendapatkan suplai gizi dan perawatan kesehatan yang memadai dan memperoleh pendidikan secara bebas. Selain itu seorang anak berhak pula untuk mendapat kesempatan penuh untuk bermain dan rekreasi.

Berbicara dalam lokakarya "Kesehatan Mental di Sekolah: Pendekatan Komprehensif" di Fakultas Psikologi UGM, Prof Sunartini menjelaskan, berbagai hak anak itu idealnya dapat dipenuhi. Pemenuhan hak anak atas pendidikan, kesempatan tumbuh kembang, kesempatan berkreasi dan berperan serta dalam kehidupan sehari-hari.

Membahas materi mengenai kontribusi aspek neuropsikologi dalam membangun kesehatan mental siswa, Prof Sunartini  mengungkapkan tak sedikit anak dirujuk oleh dokter, psikologi sekolah atau profesional lain karena satu atau dua permasalahan. Entah kesulitan dalam belajar, perhatian dan perilaku. Atau karena kesulitan sosialisasi atau kontrol emosional, serta penyakit atau permasalahan terkait perkembangan bawaan yang mempengaruhi otak.

"Namun terkadang ditemui pula karena cedera otak karena kecelakaan, trauma lahir, hingga tekanan fisik lain," ungkap spesialis neurodevelopmental FK UGM itu.

Pembicara lain, dokter Carla Raymondalexas Marchira SpKj menyayangkan keterbatasan pertemuan antara anak dan orang tua saat ini. Karena kesibukan tak jarang anak-anak dititipkan di sekolah atau bersekolah sampai sore.

"Waktu bertemu pun terbatas, jika ada waktu biasanya orangtua sudah merasa lelah sehingga kualitas pertemuan antara orangtua dan anak sangat kurang," katanya.

Mengupas materi mengenai siswa yang berisiko mengalami gangguan kesehatan mental, dokter Carla yang seorang psikiater FK UGM/RSUP Dr Sardjito miris dengan kehidupan kota saat ini. Meski belum ada penelitian yang jelas benar, namun secara empiris kehidupan kota besar lebih di warnai dengan interaksi sosial yang bersifat individualistis dan konsumtif. Sebaliknya di kota kecil lebih bersifat kekeluargaan.

(Bambang Unjianto/CN33)
Untuk berita terbaru, ikuti kami di Twitter twitter dan Facebook Facebook

Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com
Dapatkan SM launcher untuk BlackBerry http://m.suaramerdeka.com/bb/bblauncher/SMLauncher.jad

Bookmark and Share

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment