KOMPAS.com - Raline tiba bersama mentari sore yang hangat. Langkah kakinya gegas. Tangannya yang indah itu langsung menyambut akrab. Jangan kaget, walau lemah lembut begini, jabat tangan gadis Medan ini keras sekali, lho....
Maaf ya, menunggu," sambutnya dengan suara empuk.
Sore itu, kami berjanji di sebuah rumah di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Raline Shah (26), mantan putri favorit dalam ajang Puteri Indonesia 2008, ini memang pantas menjadi favorit siapa saja. Pembawaannya yang rileks dan ramah serta cara bertutur kata yang menggemaskan mudah membuat siapa pun jatuh hati kepadanya.
Seperti beberapa waktu lalu, dalam pergelaran busana dalam rangka penggalangan dana sosial oleh Yayasan Pansophia dan Yayasan Tunggadewi, penampilan Raline langsung membuat salah seorang tamu lelaki di deretan bangku terdepan kesengsem. Gaun yang diperagakan Raline langsung terlelang seharga sekitar Rp 3 juta oleh pria tersebut. Namun, seusai pergelaran, baju tersebut malah dipersembahkan oleh si pria pembeli kepada Raline. Hmm....
"Bajunya aku kasih lagi ke yayasan, untuk dilelang lagi. Ini, kan, dalam rangka charity," kata Raline yang sebagai pemeraga merasa tak pantas memiliki gaun yang dilelang dalam rangka kepentingan sosial tersebut.
Dalam acara pergelaran busana Agustus 2011 itu, dana yang terkumpul lalu didermakan untuk sekolah khusus anak-anak tak mampu yang didirikan Yayasan Pansophia di Kampung Dadap, Tangerang, Banten, dan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Begitulah Raline. Lajang ini selalu antusias setiap kali diajak untuk berpartisipasi dalam acara amal. Raline pun mengaku menyukai konsep acara amal yang berpadu dengan dunia fashion atau gaya hidup. Bukan baru belakangan ini saja dia terlibat.
Sejak Raline sekolah dan berkarier di Singapura, selalu ada saja ajakan yang mampir kepadanya untuk berpartisipasi dalam acara amal. Dan, sebagian besar acara amal yang diikutinya itu selalu diperuntukkan bagi Indonesia. Dalam hal ini, Raline memang dengan kesadaran "memanfaatkan" dirinya sebagai model. Baginya, profesi sebagai model dapat menjadi jembatan atau alat untuk memudahkannya berbuat berbagai hal positif secara efektif.
"Semakin banyak yang kita miliki, semakin besar tanggung jawab kita untuk memberi, untuk berbagi," ucapnya dengan rileks, datar, tanpa terkesan tengah berpetuah.
Kegiatan amal sebenarnya sudah menjadi aktivitas yang akrab dilihat di lingkungan keluarganya sejak kecil. Ayahnya yang tampan, Rahmat Shah, merupakan pengusaha yang dikenal luas di Medan, Sumatera Utara. Sang ayah pun memiliki yayasan yang salah satunya membantu biaya sekolah anak-anak tukang becak di Medan. Berbagai kegiatan amal yang dilakukan kedua orangtuanya menjadi hal yang akrab disaksikan sejak kecil. Dari ayahnya yang mantan diplomat itu, Raline tergerak ikut pemilihan Puteri Indonesia 2008. "Beliau bilang, jika ingin suara kita lebih didengar, jadilah seseorang," ujar Raline.
Resah Raline sebenarnya sudah menceburkan diri di dunia model sejak remaja, pada usia 16 tahun, dalam sebuah pemilihan model. Ibunya dulu sempat menjadi bintang iklan krim wajah Oil of Ulan di Singapura, tetapi tidak berkarier di dunia model. Pada usia dewasanya, kiprah Raline sebagai model lebih banyak di Singapura dan Malaysia. Wajah jelitanya kerap menghiasi iklan produk-produk internasional yang termuat atau tayang di media massa Malaysia dan Singapura. Raline, misalnya, memerankan salah satu tokoh utama dalam iklan berbentuk drama dari sebuah produk perawatan kulit. Iklan tersebut ditayangkan untuk cakupan Asia Pasifik.
"Selama di Singapura itu, setiap kali aku diajak ikut acara amal, hampir selalu untuk Indonesia. Aku pikir kenapa enggak sekalian saja aku pulang ke Indonesia," cerita Raline, yang ibunya berasal dari Singapura.
Raline mengaku sedikit jengah dengan persepsi sebagian kalangan di Singapura yang mengira sosialita Indonesia hanya senang berbelanja barang-barang bermerek mahal tanpa peduli dengan isu-isu sosial. "Mereka berpendapat begitu karena di Singapura hanya melihat sebagian dari sosialita Indonesia yang begitu. Padahal, saya yakin enggak semuanya begitu," tutur Raline tentang keresahannya.
Perempuan yang masih resmi warga Medan ini akhirnya baru tahun 2010 lalu benar-benar memantapkan hati pulang dan tinggal di Indonesia. Sebelumnya, selepas SMP di Medan, Raline meneruskan SMA di sekolah berasrama di Singapura. Kemudian, penyuka traveling ini meneruskan studi di National University of Singapore dengan mengambil dua subyek sekaligus, yakni ilmu politik dan new media and communications. Meski berlatar ilmu politik, Raline mengaku bukan berarti dirinya tertarik untuk terjun ke politik praktis.
Kendati tidak tampak ngoyo, Raline masih menikmati kariernya di dunia modeling. Oleh karena itu pula, Raline kini memutuskan pindah dari Medan ke Jakarta untuk lebih memudahkan ritme aktivitasnya sebagai model. "Di Medan itu bikin makan melulu," ujarnya tertawa lembut.
Raline Rahmat Shah Lahir: Jakarta, 4 Maret 1985 Orangtua: Rahmat Shah dan Roseline Rahmat Pendidikan: - SD Medan International School, 1991-1995 - SMP Yayasan Pendidikan Harapan, Medan, 1995-1998 - SMA Strats View International School, Singapura, 1998-2000 - Kolej Tuanku Ja'afar, Negeri Sembilan, Malaysia, 2000-2004 - Jurusan Political Science & New Media and Communications (BA with Merit), National University of Singapore, 2004-2008
Pengalaman: - Juara Favorit Puteri Indonesia 2008, Puteri Sumatera Utara (2008), Puteri Indonesia Kepulauan Sumatera (2008), Puteri Lingkungan Hidup Sumatera (2008) - Model iklan untuk produk kosmetik, bank, dan elektronik
(Sarie Febriane)
Sent from Indosat BlackBerry powered by
Sumber: Kompas Cetak
0 comments:
Post a Comment