Risiko Merokok Masih Diremehkan

iklan
SUARA MERDEKA CYBERNEWS .:WANITA+SEHAT
SUARA MERDEKA CYBERNEWS .:WANITA+SEHAT
Risiko Merokok Masih Diremehkan
Jan 7th 2012, 13:55

image

MAYORITAS perokok tidak menganggap penting risiko dari kebiasaan merokok. Demikian hasil penelitian yang digagas oleh National Health  Service (NHS), sebuah badan layanan kesehatan di Inggris yang turut mengkampanyekan anjuran berhenti merokok Smokefree.

NHS menugaskan pelaksanaan penelitian pada organisasi YouGov. Badan ini mensurvei 1.000 orang dewasa sebagai sample dari 8 juta perokok aktif di Inggris. Survei dilakukan antara tanggal 8 hingga 12 Desember 2011.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari perokok meremehkan kerusakan rokok terhadap kesehatan dan kondisi keuangan mereka.

Disebutkan, 53% perokok meremehkan banyaknya orang yang meninggal setiap tahun akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok. Padahal, badan ini menyebutkan, setengah dari perokok jangka panjang meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok.

Sedang 58% perokok, tambah badan ini, meremehkan tingginya angka perokok jangka panjang yang meninggal di usia produktif. Kemudian sebanyak 35% perokok meremehkan fakta bahwa hampir sepertiga kematian akibat kanker di Inggris disebabkan oleh rokok. Sedang 8% dari responden tidak percaya bahwa merokok dapat merusak kesehatan dan menyebabkan kematian dini.

Survei tersebut juga mengungkapkan kesalahpahaman yang mencegah perokok untuk berhenti. Lebih dari sepertiga responden mengatakan, mereka merasa sulit untuk berhenti. Sepertiga lainnya mengatakan mereka tidak memiliki tekad untuk berhenti, dan sisanya mengatakan mereka tidak berhenti karena mereka telah mencoba dan gagal.

Namun, NHS menegaskan, tidak berhenti merokok bertentangan dengan realitas yang diungkap oleh berbagai penelitian. Yakni bahwa rokok lebih memicu stres dibanding tidak merokok. Berhenti merokok, tegas NHS, benar-benar mengurangi stres.

NHS mengacu satu penelitian oleh Andy Parrott, seorang psikolog dari University of East London. Kajian oleh Parrott yang diterbitkan di jurnal American Psychologist menyebutkan, efek relaksan rokok hanya menangkal ketegangan sementara. Perokok akan menjadi lekas marah, karena ketergantungan pada nikotin justru meningkatkan stres.

(Linda, MNT/CN33)
Untuk berita terbaru, ikuti kami di Twitter twitter dan Facebook Facebook

Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com
Dapatkan SM launcher untuk BlackBerry http://m.suaramerdeka.com/bb/bblauncher/SMLauncher.jad

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment