Sensasi Kopi Masa Silam di Kota Tua Denpasar

iklan
VIVAnews - KOSMO
VIVAnews - KOSMO
Sensasi Kopi Masa Silam di Kota Tua Denpasar
Jan 7th 2012, 10:15

VIVAnews - Anda pecinta kopi? Pasti selalu ingin mencari cita rasa yang pas dengan selera. Di Kota Denpasar, Anda bisa mendapatkan kopi sesuai dengan selera yang diinginkan.

Jika ke Denpasar, mampirlah ke kawasan "kota tua" Denpasar, tepatnya di Jalan Gajah Mada. Di sana ada toko kopi Bhineka Djaja.

Kawasan Gajah Mada sendiri merupakan kawasan kota tua. Di situ, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, merupakan pusat perdagangan. Jika Anda menjejaki kaki di kawasan ini, terasa sekali nuansa tempo dulu. Di jalan itu juga terdapat pasar Badung yang merupakan pasar terbesar di Kota Denpasar.

Di toko Bhineka Djaja, Anda dapat menikmati cita rasa kopi dari berbagai daerah. Anda bisa menikmatinya di tempat, bisa pula dibawa pulang.

Di toko ini, tersedia berbagai jenis kopi. Untuk kopi Bali saja terdapat berbagai jenis kopi. Mulai kopi asal Kabupaten Kintamani, Buleleng dan kabupaten/ kota lainnya di Pulau Dewata.

Ada juga berbagai jenis kopi dari daerah lain di Indonesia. Sebut saja misalnya kopi Sumatera Arabika. Ada juga kopi Toraja, kopi Jawa, kopi organik asal Flores, yang semuanya terdiri dari berbagai jenis.

Selain menyediakan kopi, toko ini juga menyediakan teh dari berbagai kota dengan jenisnya masing-masing. Kita bisa menikmatinya langsung di sini, bisa juga membawanya pulang. Per kilogramnya, harganya bervariasi, tergantung jenis kopi yang kita inginkan.

Minum kopi di toko ini, pikiran kita serasa berada di tahun lampau. Sebabnya, di toko yang dulunya bernama Bian Ek tersebut juga dipajang mesin pembuat kopi yang sudah lawas, namun terawat dengan baik. Segala jenis pembuat kopi juga ditata apik, mengajak imajinasi kita bergumul dengan masa lampau.

Toko ini sudah ada sejak tahun 1935. Pengunjungnya pun dari semua kalangan. Tak hanya dari kalangan pribumi, wisatawan asing pun nampak menikmati betul sentuhan pahit manis rasa kopi di toko yang buka pada pukul 09.00 WITA dan tutup pada pukul 16.00 WITA tersebut. Tua, muda, pria dan wanita, nampak asyik menikmati kopi hangat di toko ini.

Saat VIVAnews.com mengunjungi toko tersebut, beberapa pengunjung nampak asyik menikmati cita rasa kopi di toko tersebut.

Untuk secangkir kopi Bali, toko ini membanderol Rp6.000. Jika Anda pecinta kopi luwak, silakan rogoh kocek Rp100 ribu untuk satu cangkirnya. Tak cukup mahal bagi pecinta kopi sejati.

Ketut Mertadi asal Kerobokan, Kabupaten Badung, sudah 7 tahun menjadi pelanggan kopi di toko ini. Ia memiliki standar sendiri dalam meminum kopi. Menurutnya, semakin tua usia kopi, semakin nikmat untuk diminum. "Saya suka di sini karena seger, fresh, lebih tua lebih enak. Saya juga ajak teman-teman saya ke sini," kata Mertadi kepada VIVAnews.com, Sabtu 7 Januari 2012.

Sementara itu, pegawai toko yang sudah 30 tahun bekerja, Made Numir, menandaskan jika toko tempatnya bekerja sudah buka sejak tahun 1935 silam. Toko itu pun memiliki pabrik pengolahan di kawasan Pesanggaran Denpasar. "Setiap harinya beragam orang datang ke sini untuk menikmati kopi," kata Numir.

Kini, Bhineka Djaja dikelola oleh generasi ketiga, Djuwito Tjahjadi. Dari tangan keluarga Tjahjadi, racikan kopi Bali tersohor ke penjuru dunia dan diberi nama Kopi Bali Cap Kupu-kupu Bola Dunia. Generasi pertama Tjahjadi membeli biji kopi dari petani sekitar. Dari tangannya, lahir kopi Bali dengan cita rasa tinggi.

Laporan: Bobby Andalan | Bali, umi

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Kirim Komentar

Anda harus Login untuk mengirimkan komentar

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment