yang sebenarnya.
KapanLagi.com - Sekarang saatnya untuk mengubah
grocery list Anda. Karena tanpa Anda sadari sebagian besar dari keputusan Anda saat memilih barang di supermarket dipengaruhi oleh
food label yang sebenarnya
misleading. Iming-iming seperti
fat free, sugar free atau
organic itu tidak sepenuhnya benar,
lho. Jika Anda membaca kata-kata itu di label, ada kemungkinan terdapat substitusi bahan yang mungkin lebih membahayakan. Simak tips smart shopping berikut supaya Anda tahu makna di balik
food label yang sebenarnya.
1. Fat free atau low fat
Studi membuktikan orang yang mengonsumsi produk fat-free memiliki kecenderungan overeating karena label bebas lemak dianggap aman (padahal produk ini bisa saja tinggi kadar gula dan kalori). Namun sebenarnya, Anda tetap membutuhkan lemak dalam tubuh untuk energi. Sebaiknya, pilih produk yang mengandung unsatured fats, yang tidak meningkatkan kadar kolesterol pada tubuh Anda.
2. Low in sugar atau sugar free
Sebuah produk tidak bisa dikatakan low in sugar karena sebenarnya belum ada daily value yang ditetapkan untuk asupan gula. Walau dikatakan sugar free bukan berarti produk itu 100% bebas gula (ataupun bebas kalori), karena produk seperti susu tetap mengandung gula alami (lactose). Beri perhatian lebih pada bahan-bahan subsitusi gula di label seperti corn syrup, glucose, fructose yang tetap harus Anda hindari atau batasi konsumsinya.
3. High in antioxidant
Suatu produk benar-benar bisa dikatakan sarat akan antioksidan kalau memenuhi standar 20% Daily Reference Value (DVR) atau Reference Daily Intake (RDI).
4. Organic
Bagi yang menganut green living, pasti tak ragu untuk memilih produk berlabel organik. Tapi ternyata organik bukan berarti lebih sehat. Kata itu lebih mengacu ke cara produk tersebut diproses (tanpa pestisida), bukan nilai nutrisinya. Sebenarnya preferensi Anda terhadap tipe organik akan lebih bergantung pada prinsip Anda: go slim atau go green? (Cosmo/wsw)
Source: Cosmopolitan Edisi September 2011, Halaman 234
Provided by:
0 comments:
Post a Comment