Liputan6.com, Jakarta: Tanggal 1 Desember digelar sebagai Hari AIDS sedunia. Konsep ini pertama kali digagas pada pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia tentang program pencegahan penyakit AIDS pada 1988. Dan sejak itu, mulai diperingati pihak pemerintah, organisasasi internasional dan yayasan sosial di seluruh dunia.
AIDS sendiri merupakan singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome yang berarti kumpulan gejala penyakit yang muncul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabakan oleh virus HIV. Hal ini menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi penyakit dan dapat menyebabkan berkembangnya AIDS. Hingga kini, para ahli belum mampu menemukan obat penawar bagi jenis penyakit ganas tersebut.
Di Indonesia, menurut sumber Kementerian Kesehatan RI pada triwulan kedua 2011, tercatat 6.087 terkena kasus baru HIV. Secara kumulatif kasus AIDS ditemukan lebih banyak pada laki-laki (64,9%) dibanding perempuan. Sementara pada kelompok umur, kasus AIDS paling banyak ditemukan pada rentang usia 20-29 tahun (45,5%). Fakta ini menunjukkan, sebanyak 85 persen dari mereka yang terkena AIDS adalah usia produktif.
Karenanya, pada peringatan Hari AIDS Sedunia tahun ini, Indonesia mengusung tema "Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha dari HIV dan AIDS". Hal ini, menurut Menteri Tenaga Kerja, Muhaimin Iskandar yang juga Ketua Panitia Hari Aids Sedunia 2011 bertujuan agar kerugian dunia usaha dapat terhindar dengan melindungi pekerja yang terkena HIV dan AIDS.
"Salah satu upaya pencegahan HIV dan AIDS adalah mengurangi stigma dan dikriminasi terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA), baik pada masyarakat pekerja maupun masyarakat pada umumnya," tulis Muhaimin di buku panduan pelaksana hari AIDS Sedunia 2011.
Cara penularan HIV di Indonesia, paling banyak disebabkan oleh hubungan seks heteroseksual, Injecting Drug User (IDU), hubungan seks sesama jenis, dan perinatal. Sementara itu, penyebab utama penularan HIV di Indonesia adalah melalui cairan kelamin saat berhubungan seksual, darah melalui jarum suntik diantara pengguna narkoba, dan air susu ibu (ASI) dari ibu pengidap HIV kepada bayinya.
Dampak yang ditimbulkan akibat penyakit ini, pasien akan mengalami napas pendek, terganggungnya saluran pencernaan, berat badan semakin turun hingga 10 persen di bawah normal, dan juga sistem syaraf central akan rusak yang mengakibatkan ingatan menjadi kurang. Tentunya dampak yang tragis ialah kematian.
Melihat dampak yang ditimbulkan, tentu muncul harapan bagi semua, bila Indonesia kelak bisa terbebas dari AIDS meskipun ini bagaikan mimpi di siang bolong. Namun, bukan berarti harus menyerah dengan keadaan. Melalui sarana kampanye yang terus digaungkan tentang bahaya AIDS, lambat laun akan muncul kesadaran masyarakat untuk menjauhkan prilaku penyebab AIDS. Dengan setia pada pasangan, selain aman dari serangan jenis penyakit mematikan juga akan tentram dalam menjalani kehidupan. (berbagai sumber/ALI/MEL)
0 comments:
Post a Comment