Liputan6.com, Sydney: Di bawah langit gelap musim panas tahunan, gedung ikonik Sydney Opera House dihiasi serba merah dalam rangka memperingati Hari AIDS Dunia. Para advokat HIV ternama dan aktivis yang terlibat dalam respon global terhadap HIV/AIDS pada Rabu (30/11) malam waktu setempat hadir dalam acara tersebut.
Sydney Opera Shop dan Sydney Harbor Bridge menjadi saksi dalam peluncuran global Hari AIDS Dunia sebagai bagian dari kampanye global untuk membuat generasi global bebas-AIDS pada 2015 mendatang. Selain itu, mereka juga berupaya untuk mengurangi kasus penularan AIDS dari ibu ke anak dari 390.000 kasus per tahun hinga menjadi nol pada 2015.
Kedua bangunan ikonik Negeri Kanguru itu bergabung dengan lebih dari 50 monumen dan bangunan ikonik lainnya di seluruh dunia yang dihiasi warna merah. Sementara itu, Gubernur Jenderal Australia Quentin Bryce juga memberikan pidatonya dengan menuturkan harapan baru untuk para penderita HIV.
"Berbicara mengenai akhir dari epidemik AIDS dalam jangka waktu dekat memang terlihat mustahil, tetapi ilmu baru, dukungan plotik dan sumber daya komunitas bisa menjadi awal yang baik dana menangani AIDS," kata Quentin.
Quentin juga melakukan peresmian dengan menggunting pita merah sebagai simbol yang bertujuan untuk melindungi anak-anak dari terinfeksi sejak lahir. Menurut data statistik dari UNAIDS, langkah-langkah memerangi epidemi global juga sudah dilakukan dan data infeksi HIV terbaru menunjukan turun 20 persen sejak 1997 dengan angka total sebanyak 34 juta penderita HIV.
Menteri Kesehatan dan Penuaan Australia, Hon Nicola Roxon, mengatakan kemajuan mulai terlihat tetapi diperlukan kewaspadaan. "Kita harus terus mengingatkan orang bahwa praktek safe sex sangat penting dalam menjaga penularan HIV dan hal ini jelas harus dipahami bahwa masih belum ditemukan obat atau vaksin yang efektif untuk menyembuhkan HIV," kata Roxon.
Tahun lalu, jumlah orang meninggal terkait AIDS jatuh ke angka total 1,8 juta orang dari puncaknya yang sebesar 2,2 juta orang per tahun di pertengahan 2000-an. Lebih dari 7.000 orang setiap harinya masih terjangkit penyakit itu yang tetap menjadi faktor utama diskriminasi dan kebencian sosial di seluruh dunia. (Xinhua/JAY/MEL)
0 comments:
Post a Comment