Cek darah untuk kontrol gula darah (doc Corbis)
VIVAnews- Orangtua mana yang tak senang, melihat anaknya doyan mengonsumsi makanan. Apalagi, jika si kecil yang awalnya susah sekali makan menjadi tertarik untuk makan banyak. Jika kondisi ini tiba-tiba terjadi pada si buah hati, sebagai orangtua, Anda perlu waspada. Bisa jadi, ini merupakan salah satu gejala anak mengidap diabetes melitus tipe 1 (DM1).
Penyakit DM1 saat ini bukan hanya populer diderita oleh kalangan orang dewasa. Anak-anak mulai dari usia 7-12 tahun kini juga banyak yang terdeteksi menderita diabetes. Penyebabnya bukanlah dari faktor genetik, kasus DM1 yang banyak diderita anak-anak merupakan penyakit autoimun. Hanya 10 persen DM1 yang terjaid pada anak karena faktor genetik.
"Gejalanya bukan hanya banyak makan. Jika anak memiliki gejala lainnya seperti banyak minum, sering buang air kecil dan berat badan terus turun, Anda perlu waspada dan jangan tunda melakukan cek kadar gula darah anak," kata dokter spesialis anak, dr. Erwin P. Soenggoro, SpA (K) dalam Seminar Media tentang Diabetes Melitus di Hotel Akmani, Jakarta.
Menurut Erwin, DM1 yang terjadi pada anak-anak merupakan salah satu penyakit kronis yang perlu penanganan khusus karena dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan data yang terkumpul di Unit Kerja (UKK) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sampai 13 Oktober 2011, ada sebanyak 709 anak penyandang DM tipe 1. Dengan rincian, 417 anak perempuan dan 282 anak laki-laki, serta 10 laporan kasus tanpa data lengkap. Jika dibandingkan dengan data pada Mei 2009, yaitu 156 penyandang dengan 86 perempuan dan 70 anak laki-laki, data ini menunjukkan peningkatan jumlah penyandang sebesar 553 dalam kurun waktu dua tahun.
Faktor resiko diabetes pada anak sangat banyak. Bisa dipengaruhi karena faktor lingkungan, kekurangan vitamin D, infeksi virus, pola hidup tak sehat termasuk pola makan yang buruk dan faktor kebersihan yang terabaikan. DM1 yang menyerang anak-anak adalah kelainan sistemik yang terjadi akibat gangguan metabolisme glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia kronik. Keadaan ini terjadi siakibatkan oleh kerusakan sel penghasil insulin di kelenjar pankreas sehingga insulin berkurang bahkan terhenti. Seperti diketahui, hormon insulin sangat bermanfaat menjaga keseimbangan gula dalam tubuh.
"Kerusakan pankreas bisa terjadi akibat sel-sel pertahanan tubuh yang bereaksi berlebih, sehingga akhirnya merusak pankreas," katanya.
Jika anak sudah terlanjur menderita DM1, pengelolaan penyakit ini perlu dilakukan melalui satu sistemn komprehensif yang meliputi pemeberian insulin, pengaturan makan, olahraga, pemantauan rutin dan edukasi. Walau DM1 sampai saat ini belum dapat disembuhkan, namun, kualitas penyandangnya dapat dipertahankan secara optimal, yakni tetap dengan kontrol yang baik.
"Untuk itu, waspadai gejalanya pada anak".
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }
0 comments:
Post a Comment