Liputan6.com, London: Bayi-bayi sebaiknya tidur seranjang bersama ibunya hingga mereka berusia setidaknya tiga tahun. Saran ini datang dari seorang dokter anak yang menemukan bahwa bayi berusia dua hari yang diletakkan dalam tempat tidur bayi kurang baik dibandingkan mereka yang tertidur di dada sang ibu.
Salah satu klaim dokter itu menyebutkan, tidur berpisah dari ibu akan membuat mereka menjadi lebih stres seperti dilansir Dailymail, Jumat (28/10).
Para peneliti khawatir, tidur sendirian membuat ibu lebih sulit terikat dengan anak mereka dan dapat merusak perkembangan otak yang menyebabkan perilaku buruk seiring pertumbuhan anak.
Dr Nils Bergman, dari University of Cape Town, Afrika Selatan, mengatakan bahwa untuk perkembangan yang optimal, bayi baru lahir harus tidur di dada ibu mereka selama beberapa minggu pertama. Setelah itu, mereka harus bersama dalam satu tempat tidur dengan ibunya sampai mereka berusia tiga atau bahkan empat tahun.
Dalam penelitian ini, sebanyak 16 bayi diteliti saat mereka tidur di dada sang ibu dan berada di dalam tempat tidur bayi. Hasil pemantauan mengungkapkan jantung bayi mereka kurang dari tiga kali stres dibandingan saat mereka tidur sendirian.
Berada di ranjang bayi juga membuat tidurnya terganggu, otak bayi cenderung kurang bersiklus atau membuat transisi antara dua jenis tidur yang disebut aktif dan tenang.
Di tempat tidur bayi, hanya enam dari 16 bayi yang tidurnya tenang dan kualitasnya jauh lebih buruk. Transisi ini yang diperkirakan menjadi kunci perkembangan normal dari otak.
Penelitian pada hewan telah menghubungkan kombinasi stres dan kurang tidur dengan masalah perilaku pada masa remaja.
Dr Bergman mengatakan bahwa perubahan otak yang disebabkan oleh hormon stres dapat membuatnya lebih sulit untuk membentuk hubungan di kemudian hari, menyebabkan masalah seperti seks.
Namun, beberapa penelitian menghubungkan berbagi tempat tidur meningkatkan risiko kematian di ranjang dan ketakutan bahwa seorang ibu akan berguling dan menimpa anaknya. Namun kaum wanita secara umum menentangnya.
Dalam sebuah penelitian di Inggris baru-baru ini kematian bayi mendadak, hampir dua-pertiga kasus tidak dapat dijelaskan saat berbagi tempat tidur. Namun Dr Bergman mengatakan ketika bayi tercekik dan meninggal di ranjang, itu bukan karena kehadiran ibu mereka. "Hal ini karena hal-hal lain: asap beracun, rokok, alkohol, bantal-bantal besar, dan mainan berbahaya," jelasnya.
Profesor George Haycock dari Yayasan untuk Studi Kematian Bayi, mengatakan: "Posisi kami sebagai sebuah yayasan adalah kita berutang kepada publik untuk merekomendasikan bahwa tempat paling aman adalah apabila menggunakan tempat tidur bayi di kamar orangtua," ujarnya. (MEL)
0 comments:
Post a Comment