Lifestyle » Fit and Beauty » Diresepkan Lebih dari 3 Obat, Pasien Harus Kritis
Kamis, 27 Oktober 2011 - 17:10 wib
Fitri Yulianti - Okezone
(Foto: gettyimages)
EDUKASI soal kesehatan penting dimiliki guna menghindari pasien dari jeratan obat yang tidak efektif. Salah satu yang menjadi perhatian adalah peresepan obat oleh dokter.
Resep obat menjadi "senjata pamungkas" bagi dokter usai memberikan diagnosa kondisi kesehatan pasiennya. Sementara bagi pasien, resep obat merupakan bak "senjata sakti" untuk kesembuhannya. Meski demikian, pasien seharusnya tetap kritis.
"Sudah lebih dari tiga obat dalam satu resep, harusnya Anda bertanya, apakah harus ditebus semua? Yang kurang adalah 'public education', misalnya sakit flu, obatnya kan enggak perlu sampai lima," kata Dra Nani Sukasediati Msc Pharm, WHO Country Office Indonesia dalam diskusi bertajuk "Mengupas Akses terhadap Obat di Indonesia" di Black Cat Restaurant, Plaza Senayan Arcadia, Jakarta, Kamis (27/10/2011).
Ia sendiri tidak menutupi kenyataan ulah sebagian dokter yang bermain mata dengan perusahaan farmasi. Fenomena dokter harus meresepkan obat tertentu berdasarkan "pesanan" yang diberikan perusahaan farmasi, kini bukan lagi gambaran baru.
"Dokter dikontrak perusahaan farmasi, itu juga termasuk masalah sampai sekarang. Kalau mengerti (soal obat), kita harus bertanya. Sakit flu, misalnya, mungkin Anda cukup minum jahe, istirahat, atau kerokan," tutupnya kepada okezone usai acara.
(ftr)
0 comments:
Post a Comment