Pembelajar Musik Lebih Cerdas

iklan
SUARA MERDEKA CYBERNEWS .:WANITA+SEHAT
SUARA MERDEKA CYBERNEWS .:WANITA+SEHAT
Pembelajar Musik Lebih Cerdas
Oct 16th 2011, 08:52

Ibu dan Anak

16 Oktober 2011 | 15:27 wib

Share :Facebook Twitter
image

SESEORANG yang belajar musik (atau setidaknya pernah mendapat pelajaran musik) pada usia kanak-kanak berdekade kemudian memiliki ketajaman otak lebih dari mereka yang tidak. 

Demikian hasil studi awal yang diterbitkan oleh American Psychological Asosiasi (APA) pada Jurnal Neuropsikologi.

Pada studi ini, sebanyak 70 orang dewasa sehat berusia 60-83 tahun diteliti. Mereka dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat pengalaman musik mereka; terkait apakah mereka pernah belajar alat musik dan dapat membaca musik serta yang tidak.

Pada hasil tes kognitif yang diberikan kepada peserta ternyata ditemukan perbedaan hasil/ nilai. 

"Kegiatan bermusik sepanjang perjalanan hidup seseorang dapat berfungsi sebagai latihan kognitif yang menantang, membuat otak lebih bugar dan lebih mampu mengakomodasi tantangan penuaan," kata pemimpin peneliti Brenda Hanna-Pladdy, seorang neuropsikolog klinis di University of Kansas Medical Center.

"Karena mempelajari instrumen membutuhkan bertahun-tahun praktek dan belajar, membuat sambungan alternatif di otak, yang pada akhirnya dapat mengimbangi penurunan kognitif seiring bertambahnya usia seseorang," jelas Brenda.

Peserta penelitian dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: individu tanpa pelatihan musik, belajar musik selama 1-9 tahun, atau yang berpengalaman memainkan dan mendalami alat musik selama paling tidak 10 tahun.

Mereka yang memainkan musik selamadaknya 10 tahun bukan pemain profesional. Setengah dari mereka dapat memainkan piano, sementara sekitar seperempat pernah belajar instrumen asal Eropa: seperti flute atau klarinet. Sisanya dahulu sering bermain alat musik petik atau perkusi.

Selain itu, semua peserta sebelumnya diseleksi, yaitu yang memenuhi tingkat pendidikan dan kebugaran yang sama, serta tidak menunjukkan gejala penyakit Alzheimer.

Hasil studi membuktikan, mereka yang paling lama pernah belajar musik, paling tinggi hasil uji kognitifnya; kemudian diikuti musisi yang lebih amatir, dan non-musisi.

Musisi profesional memiliki skor yang lebih tinggi secara statistik dibandingkan dengan non-musisi pada tes kognitif yang berkaitan dengan memori visuospatial, objek penamaan dan fleksibilitas kognitif, atau kemampuan otak untuk beradaptasi dengan informasi baru.

Masa studi musik seseorang, lanjut Brenda, ternyata lebih penting daripada usia akuisisi seseorang.

"Ada periode-periode penting dalam plastisitas otak yang meningkatkan pembelajaran, yang mungkin membuat lebih mudah untuk belajar alat musik sebelum usia tertentu dan dengan demikian dapat memiliki dampak yang lebih besar pada perkembangan otak," pungkas Brenda.

(linda/CN33)
Untuk berita terbaru, ikuti kami di Twitter twitter dan Facebook Facebook

Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com
Dapatkan SM launcher untuk BlackBerry http://m.suaramerdeka.com/bb/bblauncher/SMLauncher.jad

Bookmark and Share

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment