Jum'at, 20 Januari 2012 | 15:21 WIB
TEMPO.CO, Inggris - Anak-anak dengan level vitamin D yang rendah lebih cenderung menderita depresi, demikian klaim para ilmuwan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kadar vitamin D dari sinar matahari yang tinggi, berpeluang 10 persen lebih rendah terkena masalah kesehatan mental.
Begitulah temuan yang didapat tim dari Universitas Bristol, Inggris, seperti dikutip Daily Mail hari ini, 20 Januari 2012. Penelitian yang bertujuan untuk melihat kadar vitamin D pada anak-anak itu melibatkan 2.700 responden berusia 9-13 tahun.
Hasilnya, responden berkadar vitamin D terendah cenderung menampakkan gejala depresi. Sedangkan anak-anak yang level vitamin D-nya lebih tinggi cenderung menunjukkan penurunan gejala depresi pada usia remaja.
Vitamin D bisa ditemukan dalam kadar tinggi dari sinar matahari yang menerpa kulit seseorang. Namun vitamin ini juga bisa ditemukan pada minyak ikan, seperti tuna. Penelitian ini mengevaluasi kadar dari dua jenis vitamin D, yaitu D2 dan D3, dan menemukan bahwa anti-depresi sangat kuat terkait dengan vitamin D3.
Ketua tim peneliti, Dr Anna-Maija Tolppanen, mengatakan penelitian lanjutan diperlukan sebelum para dokter merekomendasikan perlunya suplementasi vitamin D. Maklum, meski vitamin D ditemukan pada minyak ikan dan secara rutin ditambahkan pada susu, sangat sedikit nutrisi dari makanan tersebut yang benar-benar masuk ke aliran darah.
Defisiensi atau kekurangan vitamin D terjadi jika level vitamin D dalam darah seseorang kurang dari 15 nanogram/desiliter. Sedangkan insufisien alias ketidakcukupan bila level vitamin D bertengger pada 15-31 ng/dL. Nah, ketercukupan atau sufisien terjadi jika level vitamin D dalam darah di atas atau sama dengan 32 ng/dL.
DAILY MAIL | ARBA'IYAH SATRIANI
0 comments:
Post a Comment