Kamis, 19 Januari 2012, 15:53 WIB
Anda Nurlaila, Amal Nur Ngazis
Peringatan Hari Lupus sedunia (Antara/Rosa Panggabean)
VIVAnews - Penyakit Lupus kini sudah mulai dikampanyekan oleh beberapa elemen masyarakat. Namun sayangnya sampai saat ini kampanye penyakit kurang didukung dengan ketersediaan obat perawatan dan data penderita penyakit lupus. Sampai saat ini obat khusus untuk penderita lupus belum ditemukan, bahkan di tingkat dunia sekalipun.
"Para peneliti dunia berlomba untuk temukan obat untuk Lupus, dunia saat ini juga berusaha menemukan itu," ujar Eko P Pratomo, Pendiri Yayasan untuk penderita Lupus, Syamsi Dhuha dalam kampanye Care for Lupus di Kantor LIPI, Jakarta, Kamis, 19 Januari 2012.
Untuk penderita lupus (Odapus), selama ini, ditangani dengan berbagai obat-obatan lain yang sifatnya hanya untuk perawatan. Misalnya biasanya dokter memberikan resep dengan obat malaria. Yang disayangkan, menurut Eko, dari tahun 2006, obat-obat untuk perawatan kepada penderita Lupus belum masuk program obat Jamkesmas. Ia mengharapkan, obat perawatan untuk odapus harusnya terjangkau dan ketersediaan untuk masyarakat luas.
"Karena penderita Lupus harus berobat seumur hidup," kata Rachmat Gunadi, dokter pemerhati Lupus.
Hal lain yang menjadi kendala kampanye Lupus, menurut Rachmat yaitu sampai saat ini belum didukung dengan data real jumlah Odapus di Indonesia. "Data lupus di Indonesia masih bersifat asumsi, biasanya saya hanya sampaikan data komparasi dari luar negeri saja," katanya yang juga Kepala Divisi Reumatologi RS Hasan Sadikin Bandung. Ia mengaku sudah menangani odapus sekitar 500 orang.
Ia juga mengaku mengalami kesulitan saat mendata odapus karena antar dokter yang menangani odapus belum terorganisir dengan baik. Pengetahuan penyakit lupus sampai saat ini masih terbatas pada kalangan tertentu.
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar
0 comments:
Post a Comment