Setelah Usia 40 tahun, Kualitas Sperma Menurun  

iklan
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Setelah Usia 40 tahun, Kualitas Sperma Menurun  
Oct 20th 2011, 07:10

TEMPO Interaktif, Jakarta - Selama ini wanita kerap didorong untuk segera menikah di usia sebelum 40 tahun jika ingin mempunyai anak. Alasan yang paling umum adalah kualitas sel telur semakin menurun ketika wanita berusia 40 tahun atau lebih.

Namun, studi terbaru menunjukkan, kejadian serupa juga dialami pria. Hasil analisis terhadap pasien di sebuah klinik fertilitas menunjukkan bahwa peluang pria berusia 41–45 tahun untuk membuahi istrinya turun sebesar tujuh persen per tahun.  Kualitas sperma pria juga ditemukan semakin menurun seiring berjalannya waktu

Kepala penelitian, Dr. Paula Fettback dari Huntingdon Reproductive Medicine Centre di Brazil mengatakan, "Pria tak bisa menunggu selamanya. Setelah 45 tahun, mereka harus mulai berpikir tentang mempunyai anak."

Hasil studi yang dipaparkan di konferensi tahunan the American Society for Reproductive Medicine di Florida menganalisis 570 pembuahan buatan di luar tubuh (in fitro fertilisation) yang dilakukan di klinik Dr. Fettback sejak Maret 2008 hingga April 2011. Untuk memastikan agar usia wanita tidak mempengaruhi studi ini, yang digunakan dalam penelitian itu hanya dipakai telur yang didonasikan oleh para wanita sehat berusia muda saja. Riset mengungkapkan bahwa ketika pria berusia 41 tahun, pasangan hanya mempunyai peluang 60 persen untuk hamil.

"Hasil analisis kami juga menunjukkan bahwa setiap pertambahan usia suami, kemungkinan menurunkan peluang hamil sebesar tujuh persen," kata Dr.Fettback. Pada usia 45 tahun, peluangnya turun hingga 35 persen dan anjlok dengan signifikan setelah itu.

Penelitian terpisah yang dilakukan pada tikus menunjukkan indikasi yang sama. Yakni, hanya 35 persen dari tikus jantan di usia pertengahan yang bisa membuat tikus betina hamil. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan kemampuan tikus muda yang peluangnya 75 persen. Kehamilan oleh tikus yang lebih tua juga menyebabkan keguguran.

Namun, menurut Charles Kingsland, seorang ginekolog di Liverpool Women's Hospital yang juga anggota dari the British Fertility Society, hasil riset di Brazil itu harus disikapi dengan hati-hati. Alasannya, riset itu kecil.

Kingsland menyatakan bahwa pria memproduksi sperma segar setiap hari. Wanita, kata dia, memang dilahirkan dengan suplai telur selama hidupnya, tetapi kualitas sel telur itu bisa rusak akibat kebiasaan makan yang buruk maupun obesitas.

"Banyak keuntungan untuk menjadi ayah di usia lebih muda. Pertama dan yang terpenting Anda mempunyai lebih banyak energi. Tetapi menjadi ayah di usia yang lebih tua juga memberikan sejumlah keuntungan, seperti stabilitas, bijaksana dan mungkin lebih aman secara finansial," kata Kingsland.

TELEGRAPH | ARBA'IYAH SATRIANI

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment