Sering bertengkar atau sangat memuja, hubungan percintaan bisa terwujud pada banyak tipe, yang mungkin salah satunya adalah tipe Anda.
KapanLagi.com - Mungkin Anda pernah melihat pasangan yang sering ribut di depan umum dan Anda berpikir kenapa sih mereka tidak pisah saja. Atau mungkin Anda pernah memutuskan hubungan percintaan karena Anda merasa lebih seperti pengasuh daripada kekasih.
Well, faktanya, banyak orang tidak menyadari pola hubungan dan peran mereka dalam membangun percintaan tapi buru-buru menilai layak tidaknya hubungan itu berlanjut. Menurut para ahli, ada 6 tipe hubungan yang semuanya sama-sama berkualitas walaupun nampaknya 'tidak normal'. Temukan tipe hubungan Anda, dan berbahagialah!
Kucing dan anjing
Sering berkelahi meski di tempat umum sekalipun dan bisa saja berteriak di depan Anda, namun saat Anda bertanya, "Kenapa kalian tidak pisah saja sih?", mereka bersama-sama menjawab, "Apa kamu sudah gila?" kata psikoterapis Avi Shmuelli.
Tipe pasangan ini tertarik satu sama lain karena mereka senang dengan pertengkaran dan rekonsiliasi hubungan yang terkadang juga diikuti oleh seks gairah tinggi. Namun jika salah satu pasangan memiliki skandal atau melakukan sesuatu yang mengusik rasa percaya, maka hubungan ini bagai neraka.
Nikmatnya kejar-kejaran
Ada dua peran dalam hubungan ini, yang satu mengejar dan berusaha mencari perhatian yang lain, dan yang satu lagi menghindar. Susan Quilliam mendeskripsikan pasangan ini sebagai, sementara yang satu berpura-pura tidak mau peduli, yang lain menikmati sensasi mengejar.
Seringkali pasangan ini bertukar peran menjadi pengejar atau penghindar setiap saat salah satu dari mereka mulai hilang ketertarikan. Penyebabnya adalah karena mereka takut terlihat sebagai pasangan yang saling membutuhkan. Pasangan ini menilai kemesraan bukan dengan saling bergandengan atau berciuman di muka umum, tapi lebih dengan saling mengejar cinta. Persis seperti susahnya awal pedekate, pasangan tipe ini ingin hubungan yang selalu segar.
Orangtua dan anak
Aku punya tiga anak, salah satunya termasuk orang yang saya nikahi.
Pasangan tipe ini merasa bertanggung jawab mengasuh pasangannya yang mereka anggap lebih membutuhkan bantuan. Anda mungkin pernah mendengar mereka berbicara pada pasangannya, "Kita akan berangkat sebentar lagi. Kamu sudah menemukan jaketmu?" kata Val Sampson.
Jenis hubungan seperti ini biasanya muncul setelah sang Istri melahirkan. Keberadaan anak seringkali memicu timbulnya kepekaan, rasa ingin mengasuh, dan empati yang tinggi. Namun kecenderungan untuk mengasuh juga bisa timbul ketika pasangan dinilai terlampau berharga- misalnya setelah pasangan sembuh dari sakit atau kehilangan pekerjaan. Selain itu, tipe hubungan semacam ini boleh jadi memang sengaja ditumbuhkan sejak awal pernikahan.
"Parent partner saling tertarik karena mereka merasa ketika merawat seseorang maka mereka juga menemukan tujuan hidup," kata Susan Quillia. Sementara itu, mereka yang memerankan anak atau child partner kemungkinan merasa rendah diri atau bahkan tertekan. "Mengasuh tidak saja tentang mengurusi, tapi juga tentang mengontrol," ujar Quilliam. (wo/usi/miw)
0 comments:
Post a Comment