Gaun rancangan Tax Xaverio di fashion show lima laskar mode (VIVAnews/ Muhamad Solihin)
VIVAnews - Garis batas makanan dan fashion semakin samar. Sejumlah desainer mencoba menuangkan ide gila melalui media-media yang tak pernah terpikir sebelumnya, seperti cokelat.
"Bagi saya, makanan dan fashion berjalan beriringan. Cokelat memiliki warna dan kilau yang menarik dan sudah menjadi bagian dari seni," ujar Andy Van Den Broeck, master chocolatier dari Belgia, ketika ditemui di salah satu mal di Jakarta.
Bekerja sama dengan Andy, lima desainer terpilih seperti Stella Rissa, Auguste Soesastro, Priyo Octaviano, Tex Saverio, dan Barli Asmara, pun ditantang membuat pakaian berbahan dasar cokelat.
Mungkin bukan hal baru di dunia fashion. Tetapi, ini merupakan pengalaman baru bagi mereka. "Tantangannya lebih ke media yang digunakan. Kami biasa bekerja dengan fabric, sekarang ditantang dengan media cokelat yang kaku," ujar Stella Rissa.
Tak hanya itu, kelima desainer ternama Indonesia ini juga merasakan tantangan memertahankan bentuk cokelat tidak berubah, pecah atau meleleh hingga acara selesai.
Bekerja dengan cokelat membuat mereka memikirkan detail dalam desain, juga bahan pelengkap agar tak memakan biaya produksi tinggi. "Ini kan sifatnya temporer, enggak mungkin disimpan bertahun-tahun. Jadi, kami memertimbangkan penggunaan bahan yang tidak mahal, seperti rancangan saya yang hanya menggunakan katun," ujar Auguste Soesastro.
Meski bekerja dengan media yang tak biasa, para perancang tetap mencoba menampilkan garis desain mereka. Stella Rissa menampilkan ultra feminin dengan kesan seksi. Lewat two pieces dress, dia tak hanya memainkan elemen cokelat. "Enggak hanya dibalur, tapi aku juga coba bikin dari mika, meski tetap ada fabric-nya juga."
Auguste Soesastro menampilkan jubah yang dibalur dengan cokelat. Meski terlihat kaku, jubah tersebut tetap memiliki kesan flowy ketika diperagakan oleh model.
Priyo Octaviano menampilkan bustier dress dengan lapisan cokelat terlihat hampir di semua pakaian. Menurut Andy, kerjasamanya dengan Priyo adalah yang paling rumit. "Dia punya konsep menggunakan cokelat yang tebal untuk dibentuk dan dipotong agar membentuk siluet tubuh yang sempurna. Saya takut ketika dipakai, cokelat akan patah."
Barli Asmara yang memiliki garis rancang feminin look, juga mencoba menggunakan lembaran-lembaran cokelat untuk membuat maxy dress. Lembaran cokelat dibuat bertekstur dan bermotif dengan mengunakan lapisan tipis cokelat putih dan motif garis-garis dari dark chocolate. Cokelat-cokelat tersebut disusun bertumpuk membentuk A line maxy dress yang sangat cantik.
Tak berbeda dari garis rancangnya yang unik, Tex Saverio pun menampilkan bustier dan jubah. Dipadukan dengan bahan latex, desainnya terlihat sangat menarik dengan detai-detail dari cokelat.
Ingin ikut merasakan manisnya cokelat pada desain ciamik lima desainer? lihat di tautan ini.
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar
0 comments:
Post a Comment