MENJAJARKAN tenun di pentas nasional layaknya batik memang masih membutuhkan waktu panjang. Untuk memopulerkannya, menciptakan tenun sebagai busana keseharian adalah jawabannya.
Ragam kain adati seperti batik, songket, tenun, dan kain lainnya masih dianggap berat untuk digunakan dalam jamuan santai. Tak heran, selama ini kain-kain tersebut hanya bersinggungan dengan acara adat dan jamuan resmi lainnya.
Seiring perjalanan waktu, tren kain adati pun mulai berkembang. Batik dan juga tenun mulai diolah para desainer menjadi busana ringan dengan model trendi.
Di antara sederet desainer yang fokus menggarap potensi lokal, Samuel Wattimena adalah salah satunya. Kali ini, desainer berbakat tersebut tertantang mengolah tenun Unggan yang merupakan kain khas Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.
Dituturkannya, dirinya tergelitik untuk memopulerkan kain tersebut lebih luas pada khalayak membuat busana dengan model ringan yang bisa digunakan sehari-hari.
Dalam karya yang dipamerkannya di Koi Cafe, Kemang Jakarta, Kamis (8/12/2011) tersebut, Samuel memamerkan berbagai busana trendi baik untuk pria dan wanita.
Kain tenun yang terkesan formal disulap sebagai busana keseharian dengan model beragam. Ada
minidres yang digabungkan dengan aksen bordir tasik, tunik dengan kain batik solo,
minidress yang dipadankan dengan
legging, hingga busana muslim.
Sementara untuk busana pria, Samuel menyajikan model baju koko dengan celana
jodhpur berbahan lurik. Kolaborasi indah itu, diakui Samuel merupakan bentuk interaktif dengan daerah lain dalam busana
ready-to-wear yang diciptakannya.
Langkah tersebut sekaligus dilakukan agar tenun Unggan dapat dengan cepat mengglobal. Karenanya, selain mengedepankan model, Samuel pun bermain-main dengan kombinasi material dan memanjakan pecinta fesyen dengan model trendi dan warna-warna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Tanah Air.
Dalam busananya, warna-warna
soft dan tidak mencolok menjadi pilihannya. Misalnya saja, cokelat, marun, ungu, biru, dan ungu.
"Warna-warna yang saya gunakan memang warna yang mudah dimengerti suku-suku lain. Ini adalah warna orang kita," tutupnya.
(tty)
0 comments:
Post a Comment