Minggu, 04 Desember 2011 | 03:01 WIB
TEMPO.CO,:- Lima puluh satu anak muda rela meninggalkan kenyamanan kota. Mereka menyebar ke berbagai pelosok negeri dengan satu niat: menjadi guru. Ternyata mereka tak hanya mengajar membaca, menulis, dan berhitung, tapi juga beragam hal. Sebaliknya, anak-anak muda itu juga belajar banyak hal dari para murid dan masyarakat sekitar.
Buku ini berkisah tentang pengalaman para guru muda di sana. Tentang murid-murid mereka, tentang masyarakat, juga tentang mereka sendiri. Banyak kisah lucu yang mengundang senyum. Beberapa kisah mengundang tetes air mata karena haru. Banyak pula yang mengundang decak kagum.
Misalnya kisah beberapa murid yang memanggil-manggil sang guru muda dengan malu-malu untuk memberikan "surat cinta"-nya kepada pak guru. Atau seorang bocah pintar pemalu yang malu unjuk kehebatan. Juga kisah bocah yang tak menyangka bisa bertatap muka dan bersentuhan dengan Wakil Presiden. Sebuah buku yang sangat menginspirasi.
Diluncurkan saat Indonesia Book Fair (IBF) 2011 di Jakarta, buku tersebut diperkenalkan kepada masyarakat luas bersamaan dengan diskusi yang menghadirkan para Pengajar Muda dan pendiri GIM Anies Baswedan, PhD.
Diramu oleh penerbit terkemuka Bentang Pustaka, buku setebal 322 halaman tersebut memuat karya dan refleksi terpilih para Pengajar Muda Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) yang bertugas dari November 2010 hingga November 2011 di berbagai pelosok negeri.
Berdiri pada tahun 2010, Gerakan Indonesia Mengajar yang lahir dari gagasan Anies Baswedan yang langsung didukung perusahaan energi nasional Indika Energy Group telah berhasil menjangkau lebih dari 18.000 siswa, tersebar di 117 desa di 14 kabupaten, 14 provinsi. Gagasan itu awalnya muncul melalui pengamatan mendalam terhadap kurang meratanya penyebaran guru berkualitas di tanah air
l PURWANI DIYAH PRABANDARI
Judul: Indonesia Mengajar
Pengarang: Para Pengajar Muda
Penerbit: Bentang
Cetakan: November 2011
Tebal: xviii + 322 halaman
0 comments:
Post a Comment