Lifestyle » Fit and Beauty » Kenali Kelainan Kaki si Kecil Sejak Dini
Sabtu, 17 September 2011 - 09:16 wib
(Foto: gettyimages)
BILA si kecil sering jatuh ketika mulai belajar jalan, Moms patut waspada kalau-kalau ada yang salah dengan kakinya. Kenali beberapa kelainan kaki pada anak.
Gangguan rotasi
Menurut dr Meidy H. Triangto, SpKFR, kelainan kaki yang banyak dialami anak balita, umumnya bukan disebabkan penyakit tulang, namun lebih banyak berupa gangguan rotasi atau putaran tulang yang salah, sehingga sumbu putaran bergeser dan tidak jatuh pada titik sumbu yang semestinya.
"Yang dimaksud dengan kaki adalah telapak kaki. Sedangkan pergelangan kaki hingga paha disebut tungkai. Nah, gangguan telapak kaki dapat merusak struktur kaki karena titik berat tubuh tidak jatuh pada tempat yang tepat atau normal, misalnya kaki berbentuk flat (datar/leper)," jelas Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi ini.
Jenis kelainan kaki
Kelainan pada kaki ada beberapa jenis yaitu telapak kaki leper (flat foot), lengkung kaki terlalu tinggi (high arch), jari ke arah dalam (metatarsus adductus), gaya jalan dengan kaki mengarah ke dalam (toe in) dan mengarah keluar (toe out).
Telapak kaki keluar adalah kelanjutan kelainan kaki datar yang menyebabkan anak mengarahkan telapak kaki keluar. Telapak kaki ke dalam terjadi pada anak dengan kaki X parah dimana titik berat tubuhnya bergeser.
Sementara gangguan pada tungkai yang sering ditemukan pada anak balita yaitu kelainan kaki X (genu valgum) dan kaki O (genu varum).
Bisa karena faktor genetik
Telapak kaki bayi pada umumnya datar karena dilapisi bantalan lemak dan belum aktif digunakan. Kemudian secara bertahap seiring bertambahnya usia, pola lengkung kaki mulai terlihat pada usia 2 tahun. Akan tetapi, ada anak yang memang terlahir dengan telapak kaki saja yang datar tapi tungkai dan paha normal.
"Penyebabnya kebanyakan faktor genetik dan akibat gangguan tumbuh kembang organ tubuh lainnya," ujar Kepala Kidsfoot Rehabilitation Center RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta ini.
Kaki X dan O
Sedangkan penyebab kaki X dan kaki O adalah sejenis gangguan pertumbuhan tulang kaki yang menyebabkan terjadinya pergeseran rotasi pada persendian antara tulang paha dan tulang lutut. Sehingga, sudut yang terbentuk antara kedua tulang tersebut menjadi tidak normal, lebih dari 8 derajat. Akibatnya, saat si kecil berdiri, titik beratnya tidak terletak antara jari kaki pertama dan kedua seperti yang terjadi pada kaki normal. Ini lah yang membuat si kecil sering jatuh. Baik kaki leper ataupun kaki X dan kaki O sama-sama membuat anak mudah lelah kalau berjalan dan aktivitas pun terbatas.
Penyebab kelainan kaki
Sebenarnya penyebab kelainan kaki bukan hanya faktor genetik saja tapi juga sejumlah faktor lain seperti:
1. Ruang gerak sempit di dalam rahim, kaki anak 'terkunci' di satu posisi sampai lahir (banyak dialami anak kembar).
2. Posisi tidur yang salah. Misalnya tengkurap seperti katak. jika berlangsung lama, kebiasaan ini dapat mengakibatkan gangguan rotasi dan bentuk tungkai.
3. Kebiasaan duduk yang salah. Misalnya duduk dengan posisi kaki membentuk huruf W.
4. Kebiasaan menggendong yang salah, misalnya saat digendong menyamping, kaki si kecil terentang melingkari tubuh Moms dan membentuk sudut 90 derajat.
5. Memakai popok sekali pakai (disposable diapers) dengan cara dan saat yang tidak tepat. Misalnya terus menerus pada saat si kecil sedang belajar jalan. Hal ini membuat anak sulit menemukan posisi kaki yang stabil. Diapers yang kebesaran dan mengganjal juga membuat anak sulit berjalan.
6. Memakai baby walker yang tidak sesuai umur dan tidak sesuai ukuran tinggi duduk.
Si kecil yang belum cukup kuat menopang tubuhnya akan memaksakan salah satu kakinya untuk menyangga seluruh berat tubuhnya. Akibatnya tungkai bawah dan pergelangan kaki saja yang terlatih, sehingga terjadi ketidakseimbangan kekuatan otot (muscle imbalance).
Koreksi sebelum 5 tahun
Kelainan kaki sebaiknya diketahui sebelum si kecil berumur 2 tahun dan sebaiknya perbaikan atau koreksi dilakukan sebelum mencapai umur 5 tahun. Jika anak sudah berusia di atas 7 tahun, terapinya memakan waktu lebih lama dan pencapaian target terapi tidak maksimal karena putaran atau rotasi tulangnya makin sedikit.
Tindakan yang dapat dilakukan
Jika Anda mencurigai ada kelainan pada kaki si kecil, jangan ragu untuk berkonsultasi langsung dengan dokter. Secara bertahap, dokter akan menganalisa penyebabnya dulu dengan bertanya kepada orangtua. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan pada kaki anak untuk mengetahui sudut kaki, dan arah rotasi atau putaran persendian lututnya. Lalu dilakukan pemeriksaan footprint dan footscan.
"Gunanya untuk mengetahui arah kaki anak saat berjalan serta titik berat tubuh," jelas dr Meidy.
Berikut beberapa tindakan koreksi yang bisa dilakukan:
1. Apabila sudutnya tidak normal sesuai usianya maka perbaikan mulai dilakukan dengan membuatkan semacam sol di dalam sepatu (insole) khusus sesuai dengan tingkat kelainan kaki yang diderita anak. Pemantauan terhadap tindakan tersebut dilakukan selama 3 - 6 bulan.
2. Kelainan kaki X dan O. Jika diketahui sejak dini dapat dikoreksi antara lain dengan memakaikan gips, sepatu sol di dalam (insole) sesuai kelainan, sepatu berpenahan besi (brace) untuk menarik tulang ke posisi benar atau alat bebat tungkai agar tidak bergerak saat tidur.
3. Untuk kaki datar/leper. Sejak bayi atau sebelum belajar berjalan dapat memakai sepatu khusus dan alat bantu koreksi AFO (ankle foot orthose). Kemudian saat belajar merangkak memakai sepatu khusus sesuai perkembangan yang berpunggung tebal. Ketika merambat, gunakan sepatu yang berpinggiran kokoh, dan bertumit kuat saat belajar berjalan.
Sabar dan konsisten
Peran orangtua sangat penting dalam membantu memasangkan sepatu koreksi pada si kecil sesuai umur dan tahap perkembangan berjalannya selama beberapa jam setiap hari.
"Termasuk saat ia tidur. Kemudian memijat dan memutar telapak kaki anak ke arah berlawanan untuk merangsang agar kembali ke arah normal," saran dr Meidy.
Pada tingkat kelainan yang lebih berat, perbaikan dilakukan dengan memakaikan sepatu atau alat bantu khusus disertai dengan fisioterapi secara rutin. "Paling lama, proses koreksinya akan memakan waktu berkisar 2 tahun," tutupnya.
Patut waspada jika...
1. Kaki masih berbentuk huruf O hingga anak berumur 18 bulan. Apabila ciri-ciri kecenderungan kaki O di luar batas normal, segera koreksi sebelum si kecil berumur 2 tahun.
2. Tulang paha, tulang lutut dan arah kaki tidak berada pada satu garis lurus dan tidak menghadap ke arah depan tubuh.
3. Sudut yang terbentuk antara tulang paha dan lutut lebih dari 8 derajat.
4. Jarak antara kedua tulang mata kaki bagian dalam lebih dari 4 cm. Kelainan kaki X sering terlihat pada anak umur 3 tahun. Asalkan sudut pada tulang paha dan tulang lututnya tidak lebih dari 8 derajat, jarak antara kedua mata kakinya tidak lebih dari 4 cm dan tidak ada rotasi lutut berlebihan, maka kelainan kaki si kecil ini dapat tumbuh dan berkembang normal tanpa terapi. Setelah melewati usia balita, sudut yang terbentuk pada tulang lututnya seharusnya akan berkurang secara bertahap.
5. Anak sering jatuh pada usia yang seharusnya sudah bisa berjalan dengan baik.
6. Anak sering mengeluh capek dan minta digendong. (Sumber: Tabloid Mom & Kiddie)
(//ftr)
0 comments:
Post a Comment