KOMPAS.com - Kasus bullying terhadap anak di sekolah sedang marak terjadi. Banyak ahli yang mengutarakan pendapatnya soal ini. Yang sedikit terlewatkan dari perhatian, kasus perilaku kasar ini sebenarnya tidak hanya terjadi pada anak-anak. Mereka yang bekerja di kantor juga ternyata sering mengalami hal serupa. Temuan dari American Psychological Association memaparkan, sekitar 75-80 persen pegawai pernah mengalami perlakuan kasar di tempat kerja.
"Angka ini terus bertambah dan dampaknya cukup serius," kata Jeannie Trudel, peneliti dari Indiana Wesleyan Univeristy-Marion. "Kasus seperti ini tergolong sulit ditangani, sebab Anda terkadang tidak bisa membedakan apakah orang itu benar-benar mengkasari Anda atau itu hanyalah kejadian yang sifatnya insidental," tambah Trudel.
Banyak peneliti menyatakan tingginya perilaku kasar di tempat kerja bisa dipengaruhi oleh tuntutan kerja yang semakin tinggi, serta semakin lamanya jam kerja seseorang di kantor. Sementara menurut Christine Pearson dan Christine Porath, penulis The Cost of Bad Behavior, kategori perilaku kasar di kantor antara lain adalah kehilangan kesabaran atau berteriak terhadap seseorang di depan publik, tindakan yang kasar, menikam teman dari belakang, atau menyabotase proyek yang dikerjakan orang maupun menjatuhkan reputasi sesama rekan kerja.
"Namun, ada juga jenis perilaku kasar yang lebih tersembunyi, misalnya sengaja datang terlambat di meeting penting, mengirim SMS atau mengecek e-mail di saat rapat, atau mengabaikan rekan kerja di kantor," papar Pearson dan Porath.
Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah hal seperti ini terjadi di tempat kerja Anda? Menurut Pearson dan Porath, ada empat cara yang bisa ditempuh:
1. Tingkatkan kesadaran bahwa perilaku seperti ini tidak benar. "Harus ada edukasi terhadap para karyawan seputar apa akibat dan dampak dari perilaku kasar di tempat kerja. Kebanyakan orang tidak menyadari hal ini karena sudah telanjur merasa frustrasi di kantor," kata Pearson dan Porath.
2. Ciptakan lingkungan kerja yang sehat. Buatlah kesepakatan bersama, setidaknya di divisi tempat Anda bekerja, tentang perilaku mana yang bisa diterima dan mana yang tidak. Berkomitmenlah untuk melaksanakannya bersama-sama dan doronglah setiap orang untuk bisa menjadi teladan bagi karyawan lainnya.
3. Adakan pelatihan internal yang membahas isu ini. Mintalah seorang pakar untuk datang dan membahas tren perilaku kasar di dunia kerja dan dampaknya bagi kinerja karyawan maupun citra perusahaan. Menurut Pearson dan Porath, kebanyakan karyawan tidak menyadari bahwa mereka adalah salah satu pelakunya. Dengan adanya pelatihan ini, orang-orang akan menyadari betapa buruknya perilaku mereka dan berusaha untuk memperbaikinya.
4. Ciptakan komunikasi yang terbuka dan bersifat imbal-balik. Ajaklah rekan-rekan untuk belajar berkomunikasi secara terbuka agar setiap masalah bisa diselesaikan dengan baik, bukannya dilampiaskan dengan perilaku yang kasar.
(Dari berbagai sumber)
0 comments:
Post a Comment