KOMPAS.com - Sejak divonis menderita kanker usus pada tahun 2009, satu hal yang terus disyukuri Ramli adalah kesehatan yang membuatnya bisa terus berkarya. Memperingati 36 tahun kariernya di dunia fashion, Ramli pun menggelar fashion show di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (23/11/2011) lalu.
"Saya bersyukur masih bisa bernafas dan masih bisa mendesain 150 set rancangan untuk fashion show tunggal saya kali ini. Saya juga bersyukur masih punya sahabat-sahabat dekat yang selalu mendukung saya," ungkap Ramli dalam jumpa pers sebelum peragaan busananya berlangsung.
Dua tahun lalu, tepatnya pada 28 Oktober 2009, saat mengadakan peragaan busana di Medan, Ramli jatuh sakit. Tjitra Media, pemilik Sabrina (label pakaian dalam yang menjadi partner Ramli) langsung melarikan perancang ini ke rumah sakit. Saat itu sahabat-sahabatnya, seperti Rima Melati, Enny Soekamto, dan Ratna Gumilar, yang kebetulan terlibat pada peragaan busana di Medan, terus mendampingi hingga Ramli diterbangkan kembali ke Jakarta.
"Hingga akhirnya vonis itu jatuh kepadaku. Aku dinyatakan oleh dokter mengidap penyakit kanker usus stadium empat," kenang Ramli.
Perlahan Ramli bisa mulai menerima keadaannya, dan justru membalikkan pola pikirnya selama ini. "Aku harus bangkit dan memanfaatkan waktu yang kupunya dengan sebaik-baiknya. Aku harus tetap maju dan berkarya, kreativitasku menolak untuk dikalahkan oleh penyakit kanker yang ada di tubuhku. Aku juga memikirkan orang yang bekerja di belakangku, aku harus bertanggung jawab, mereka harus tetap bekerja," ungkapnya.
Dalam perjalanan 36 tahun berkarya, Ramli telah memperoleh beragam penghargaan, di antaranya penghargaan Apparel, Adikarya Wisata, penghargaan Upakarti dari mantan Presiden Soeharto, penghargaan dari MURI untuk pengembangan kebaya nasional, dan yang terakhir adalah penghargaan dari Jakarta Fashion and Food Festival. Dengan pencapaian yang diraihnya hingga saat ini, Ramli hanya menginginkan satu hal dari Tuhan, yakni kesehatan. Kesehatan berguna agar ia bisa tetap menuangkan kreativitasnya dalam dunia fashion.
Sekilas mengingat ke masa kecil, bakat dan talenta seorang Ramli sudah terlihat di usia yang sangat muda. Rasa ingin tahunya yang besar mendorongnya untuk menggeluti dunia kesenian seperti tari-tarian di masa kecil, mulai dari tarian daerah hingga balet. Keingintahuannya kemudian juga merambah ke dunia tata rias, tata rambut, dan tata busana.
Sejak kecil Ramli sudah menyukai hal-hal yang unik dan senang untuk tampil beda. Ia mulai merancang busana untuk dikenakan sendiri. Salah satunya adalah kemeja yang dipakainya sehari-hari. Untuk mendapatkan penampilan yang beda dan unik, Ramli senang membubuhkan bordir di bagian kerah, saku, atau tepian kancing kemejanya. Hal ini menuai pujian dari orang-orang di sekitarnya, yang kemudian memintanya untuk membuat aplikasi serupa untuk pakaian mereka. Hal inilah yang menjadi latar belakang Ramli akhirnya terjun ke dunia fashion, dengan bordir sebagai ciri khasnya.
Ramli menghabiskan masa kecilnya di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas (Natuna). Jelang tahun ke-36 dalam perjalanan kariernya, Ramli kembali mengunjungi Tarempa unutuk mengenang keindahan masa kecil yang ia lewati di sana. Dalam kunjungannya, Ramli mendapat inspirasi untuk mengolah kain Cual, kain khas Tarempa yang sudah 200 tahun lebih tidak diproduksi lagi.
Dengan tajuk pagelaran "Terima Kasihku untuk Sahabat", Ramli mengundang semua sahabatnya untuk tampil di atas catwalk, tiga di antaranya adalah Mien Uno, Rima Melati, dan Enny Soekamto. Sebanyak 150 set rancangan diperagakan oleh 75 orang model. Peragaan busana di Jakarta ini akan mengawali show-show Ramli berikutnya di berbagai negara, yakni show di Hamburg pada Juni 2012, disusul di Barcelona, Maroko, dan Madrid.
0 comments:
Post a Comment