KINI, mendeteksi adanya kanker yang paling rawan dan ditakuti oleh kaum wanita kian mudah dilakukan serta semakin aman. Anda cukup melakukannya selama delapan detik dengan sebuah alat.
Ilmuwan Inggris telah menciptakan sistem revolusioner untuk melakukan skrining payudara menggunakan teknologi yang sama dengan alat pendeteksi ranjau darat. Sistem ini diklaim dapat mendeteksi kanker payudara dalam hitungan detik.
Scanner gelombang radio yang bebas rasa sakit inipun lebih aman dibandingkan mammogram sinar-X tradisional, yang membawa risiko radiasi dan digunakan pada ratusan ribu perempuan setiap tahun. Para ahli percaya, bahwa perangkat baru ini juga lebih murah dan dapat digunakan pada wanita dari segala usia, tidak seperti teknologi yang kini digunakan.
Diharapkan, sistem yang dinamakan Maria ini akan digunakan secara luas dalam waktu lima tahun ke depan ketika dokter hendak melakukan operasi atau juga di klinik-klinik.
Umumnya, wanita di bawah 50 tahun tidak secara rutin melakukan skrining kanker payudara karena takut akan bahaya radiasi. Namun kini, hal tersebut tidak perlu lagi ditakutkan karena skrining konvensional ini menggunakan dosis rendah sinar-X.
Sistem ini juga dapat mendeteksi tumor yang biasanya sulit dilakukan teknologi sebelumnya, misal karena padatnya jaringan payudara. Sistem Maria menggunakan gelombang radio sehingga lebih mudah mendeteksi semua jaringan.
Namun, aspek paling menarik bagi wanita adalah bebas rasa sakit saat pemeriksaan, di mana teknologi sebelumnya menggunakan dua ujung untuk menjepit payudara di antara dua pelat sinar-X. Kini, payudara ditempelkan ke scanner berbentuk cangkir keramik, kemudian hasil data skrining ditransfer ke komputer dalam waktu delapan detik untuk menghasilkan gambar 3D. Demikian seperti dilansir Dailymail, Rabu (7/12/2011).
Dibutuhkan rata-rata satu menit untuk ahli radiologi mendiagnosa kasus, tetapi kadang lebih lama jika membutuhkan pendapat ahli lain atau X-ray sulit menafsirkan. Kemudian, hasil diagnosa bisa diketahui dua pekan ke depan.
Teknologi Maria dikembangkan oleh Micrima, sebuah perusahaan yang dimulai dari Universitas Bristol, Teknologi Maria didasarkan pada proyek deteksi ranjau darat yang dapat menemukan material nonlogam bahan peledak di tanah.
Dengan cara yang sama, sistem Maria dapat menemukan "hot spot" berbahaya di payudara menggunakan sinyal pemindaian dari gelombang radio. (ftr)
0 comments:
Post a Comment