KOMPAS.com - Banyak harapan yang dipanjatkan oleh masyarakat Indonesia di tahun 2012 nanti. Salah satunya adalah adanya perbaikan ekonomi Indonesia di tahun depan. "Dalam rapat kerja dengan Komisi XI beberapa waktu lalu, pemerintah memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia karena adanya peningkatan permintaan produk domestik," ungkap ahli perencana keuangan Aidil Akbar Madjid, MBA dalam paparan outlook 2012 AFC Financial Check Up.
Meski perekonomian Indonesia diprediksi perlahan menguat, namun nampaknya dalam hal investasi pribadi Anda perlu tetap berhati-hati. Berikut saran yang diberikan Akbar untuk investasi pribadi pada 2012 nanti:
1. Investasi di bidang properti. Apabila perbankan tetap menjalankan komitmennya untuk menurunkan suku bunga termasuk didalamnya adalah suku bunga pinjaman KPR, maka bisa dikatakan bahwa investasi properti memiliki peluang besar dan baik di tahun 2012 nanti. Bahkan diperkirakan bahwa bisnis properti ini akan bisa naik lebih tinggi lagi. "Namun hati-hati dengan harganya yang sudah cukup tinggi," tulisnya. Di kota besar seperti Jakarta, apartemen dengan harga dibawah Rp 800 juta, Rumah Susun Hak Milik atau Rusunami (Apartemen bersubsidi) bisa dijadikan sebagai alternatif investasi untuk jangka panjang yang menguntungkan.
2. Investasi logam mulia tidak terlalu menguntungkan. Jika kondisi Timur Tengah semakin memanas, maka harga minyak dunia akan naik seiring dengan naiknya harga emas dunia. Namun hal ini tidak akan terlalu berpengaruh pada harga logam mulia karena nilai tukar dollar ke rupiah yang melemah. Jika kondisi ini berbalik arah dimana dollar menguat dan dan krisis di Timur tengah kembali memanas, maka investasi logam mulia ini akan menjadi primadona. Logam mulia yang bisa dipilih ini antara lain dalam bentuk perhiasan seperti kalung, gelang, anting ataupun emas batangan.
3. Investasi saham. Jika Anda tertarik untuk sedikit berinvestasi dengan berbagai hal yang menantang, maka tak ada salahnya untuk berinvestasi saham. Apabila investment grade naik, maka aliran dana asing akan masuk lebih banyak lagi dan salah satunya masuk ke bursa efek. Hal ini akan mendorong bursa efek untuk merangkak naik dan menembus level tinggi seperti di awal tahun 2011 lalu, jelas Akbar.
Dengan tingkat inflasi yang terkontrol dan suku bunga yang rendah, obligasi akan banyak diincar oleh institusi keuangan dan perusahaan. SUN, ORI, Sukuk dan Sukuk Ritel juga bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk pilihan investasi selain Reksadana Pendapatan Tetap. "Saham masih memberikan potensi yang cukup bagus di tahun 2012," urainya.
4. Investasi surat berharga. Dengan dibatasinya jumlah kartu kredit dan pinjaman yang diberikan, perbankan memiliki akses dana yang belum tersalurkan. Jika dana ini tidak bisa digunakan untuk kredit konsumen, KPR, dan Kredit Kendaraan maka kemungkinan bisa dialihkan ke surat berharga seperti Surat utang Negara dan Setifikat Bank Indonesia (SBI).
5. Investasi jangka pendek. Untuk investasi jangka pendek sebaiknya masih menggunakan produk perbankan dan juga logam mulia. Fokus utamanya adalah mengumpulkan dana dan tahan sebelum Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beranjak naik. Setelah IHSG beranjak naik, Anda boleh menginvestasikannya di bursa saham.
Catatan Akbar mengenai investasi lain adalah waspada pada beberapa jenis asuransi dengan investasi atau unit link yang akan jatuh tempo di tahun 2012 (10 tahun dari diluncurkan tahun 2002). "Apabila ternyata hasil investasi tidak memuaskan, setelah dipotong biaya dan lainnya, bisa menyebabkan kekecewaan bahkan complain. Maka sebaiknya berhati-hati dengan pilihan asuransi Anda," sarannya.
0 comments:
Post a Comment