TEMPO Interaktif, Jakarta - Saat ini imunisasi atau vaksin baru dilakukan pada bayi yang baru lahir atau yang berusia di bawah 1 tahun. Padahal, menurut Ketua Kelompok Kerja Hepatitis Virus, Profesor Ali Sulaiman, masih ada jutaan balita yang belum pernah mendapat vaksinasi hepatitis. "Seharusnya vaksin ini juga dilakukan pada balita di atas 1 tahun," kata Ali.
Ahli penyakit hati di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, itu juga menyarankan vaksinasi hepatitis tersebut seharusnya dilakukan pada anak-anak yang belum pernah diimunisasi pada usia 1-5 tahun. Bisa pula dilakukan pada anak usia 5-12 tahun, 12-18 tahun. "Ini bagi yang sama sekali belum diimunisasi," ujarnya.
Perluasan vaksinasi ini, Profesor Ali menambahkan, sebagai tindak lanjut dari kebijakan pemerintah yang menggratiskan imunisasi bayi baru lahir di rumah sakit pemerintah dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). "Ini sebagai langkah besar pemerintah," kata dia, tentang pembentukan subdirektorat khusus diare dan hepatitis di Kementerian Kesehatan.
Selain vaksin, Ali berharap pemerintah mulai melakukan surveilen dan skrining penderita hepatitis di masyarakat. Skrining dinilai cukup efektif untuk mengurangi dan mencegah penyakit ini. "Kalau sudah tertangkap, yang sakit bisa diobati, yang tidak sakit bisa divaksin atau dicegah," ucapnya.
Namun Profesor Ali masih belum yakin pemerintah siap menghadapi hasil skrining ini. "Nah, jika sudah didapat hasilnya ini, mau diapakan? Sepertinya masih susah," kata dia sangsi.
Menurut Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, H M. Subuh, pemerintah berencana terus memperluas jangkauan program vaksinasi hepatitis ini. "Tapi masih berfokus ke balita, kami harapkan kerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi," ujarnya.
DIAN YULIASTUTI
0 comments:
Post a Comment