TEMPO Interaktif, Jakarta -Vaksin yang biasa diberikan dalam imunisasi untuk membantu melindungi tubuh anak terhadap kuman yang berpotensi mengancam nyawanya. Inilah antara lain 10 jenis vaksin tersebut:
1. Vaksin Hepatitis B
Vaksin bayi atau vaksin anak hepatitis B ini melindungi anak dari virus hepatitis B yang dapat menginfeksi hati.
Bayi harus mendapatkan vaksin ini setelah lahir, lalu umur 1-2 bulan, dan ketiga pada umur 6-18 bulan. Vaksin ini juga dapat diberikan kepada bayi selama proses persalinan jika ibu terbukti terinfeksi.
Efek: rasa sakit di lokasi suntikan atau demam ringan.
2. Vaksin DTaP
Vaksin yang memberikan perlindungan kepada anak terhadap berbahaya berjenis difteri, kuman yang dapat membentuk selaput abu-abu atau hitam di tenggorokan; tetanus, infeksi yang dapat menyebabkan kejang otot sebegitu kuatnya hingga bisa mematahkan tulang; serta pertusis, penyakit menular yang menyebabkan penyakit parah, batuk tak terkendali (rejan).
Diberikan lima kali saat usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15-18 bulan, dan 4-6 tahun. Penguat atau di-booster pada usia 11 atau 12, dan kemudian setiap 10 tahun sekali.
3. Vaksin MMR
Vaksin virus MMR ini bertujuan melindungi anak terhadap tiga virus berbahaya, yakni campak, yang menyebabkan demam tinggi dan menimbulkan ruam tubuh lebar; gondok, yang menyebabkan rasa sakit wajah, pembengkakan kelenjar liur, dan kadang-kadang pembengkakan skrotum pada laki-laki; serta rubella atau campak Jerman, yang dapat menyebabkan kecacatan lahir jika infeksi terjadi selama kehamilan.
Diberikan 2 kali pada usia 12-15 bulan dan 4-6 tahun.
4. Vaksin Virus Cacar Air
Ruam yang berair, berbekas, dan terasa semakin gatal ketika digaruk ini adalah penyakit cacar air. Cacar air disebabkan oleh virus Varicella, yang biasanya terjadi pada manusia di segala umur. Varicella merupakan virus yang aktif karena bisa menular ke orang lain setelah adanya kontak langsung dengan penderita. Virus ini bahkan banyak mengakibatkan kematian. Beberapa orang yang sudah pernah divaksin pun juga masih bisa terserang sebagai akibat ketidakmampuan tubuh mendapatkan kekebalan dari vaksin yang sudah pernah masuk tubuh itu.
Diberikan 2 kali pada usia 12-15 bulan serta antara 4 dan 6 tahun.
Efek: rasa sakit di lokasi suntikan, demam, ruam ringan.
5. Vaksin Haemophilus influenzae Tipe B (Hib)/ Vaksin Meningitis
Haemophilus influenzae tipe b adalah bakteri yang menyebabkan meningitis. Meningitis merupakan peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang sangat berbahaya untuk anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Diberikan 2 kali pada usia 2, 4, 6, dan 12-15 bulan.
Efek: demam, bengkak, kemerahan di lokasi suntikan.
6. Vaksin Polio (IPV)
Polio adalah berita buruk serta dapat menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian.
Diberikan 2 kali saat usia 2 bulan, 4 bulan, antara 6 dan 18 bulan, serta antara 4 dan 6 tahun.
7. Vaksin Pneumococcal Conjugate (PCV)
Vaksin ini dikenal sebagai PCV13, melindungi dari 13 jenis Streptococcus pneumoniae, yang merupakan bakteri yang dapat menyebabkan segala macam kekacauan, termasuk meningitis, pneumonia, infeksi telinga, infeksi darah, dan bahkan kematian. Pemberian vaksin untuk melindungi anak-anak terhadap kuman yang dikenal secara kolektif sebagai bakteri pneumokokus.
Diberikan 4 kali saat usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 12-15 bulan.
Efek: mengantuk, bengkak di bekas suntikan, demam ringan, dan mudah tersinggung.
8. Vaksin Influenza (Flu)
Vaksin ini bertujuan memberikan kekebalan bagi tubuh terhadap serangan virus influenza. Kebanyakan dari vaksin ini diberikan di negara-negara dengan empat musim, tepatnya pada musim gugur. Karena influenza merupakan penyakit umum yang menyerang, vaksin diberikan terhadap anak umur 6 bulan atau lebih. Anak yang alergi telur tak harus diberikan vaksin ini.
Efek: demam, nyeri, serta kemerahan atau bengkak di tempat suntikan.
9. Vaksin Rotavirus (RV)
Rotavirus merupakan virus penyebab penyakit diare serta muntah-muntah pada anak-anak. Untuk mencegah kemungkinan terburuknya, anak biasanya diberi vaksin Rotavirus untuk melindungi dan melawan virus Rotavirus.
Diberikan secara oral karena berbentuk cairan pada anak usia 2 dan 4 bulan.
Efek: muntah, diare ringan setelah proses vaksinasi.
10. Vaksin Hepatitis A
Anak-anak bisa mendapatkan penyakit hepatitis A dari berbagi makanan atau minuman dengan penderita atau dengan meletakkan makanan yang terkontaminasi atau benda di mulut mereka. Hepatitis A adalah infeksi virus yang mempengaruhi hati, dan dapat menyebabkan sejumlah gejala, termasuk demam, kelelahan, sakit kuning, dan kehilangan nafsu makan.
Diberikan dua kali interval minimal 6 bulan, usia 12-23 bulan.
Efek: rasa sakit di tempat suntikan, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan.
DIAN
0 comments:
Post a Comment