KOMPAS.com - Setelah berdiri sejak tahun 1970, dan meluluskan 350.000 alumni, Puspita Martha International Beauty School (PMIBS) telah berkembang menjadi lembaga pendidikan ketrampilan kecantikan yang melahirkan para beautypreneur, atau entrepreneur dalam industri kecantikan, fashion, dan gaya hidup. Mereka tidak saja berhasil menjadi praktisi profesional dalam industri kecantikan, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
Untuk merayakan usianya yang ke-41, Puspita Martha meresmikan perluasan bangunan sekolahnya yang berlokasi di kawasan jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Sekolah ini kini menempati area seluas 500 meter persegi, yang terdiri atas tiga lantai. Perluasan bangunan sekolah ini tak lain untuk mengantisipasi semakin tingginya minat calon siswa, dan tentunya semakin berkembangnya ilmu mengenai ketrampilan kecantikan.
Bertambahnya usia lembaga pendidikan ini juga menandai terjadinya pergeseran anggapan di kalangan masyarakat. Dunia kecantikan awalnya hanya dikaitkan dengan usaha salon dan spa, dimana siswanya datang dari kalangan ibu rumah tangga atau anak putus sekolah. Namun kini Puspita Martha telah menjadi lembaga pendidikan bagi lulusan sekolah yang memang memilih bidang kecantikan sebagai pilihan utama masa depannya. Tak sedikit pula siswa yang datang dari kalangan profesional yang telah bergerak di bidang industri kreatif dan media, hiburan, fashion, bahkan produsen kosmetik, yang ingin memperdalam ilmunya.
Karena itulah, perayaan ulang tahun ini mengangkat tema Beautivolution, merujuk pada perubahan tren yang terjadi dalam lembaga pendidikan yang didirikan oleh Dr Martha Tilaar ini.
"Puspita Martha telah berkembang dari sekadar kursus yang pada awalnya belajar ketrampilan, tetapi sekarang menjadi profesi. Lulusannya pun tersertifikasi secara internasional. Sehingga sekarang Puspita Martha tidak berfokus pada skill, tetapi peserta juga dididik menjadi mandiri," papar Bernard T. Widjaja, Presiden Direktur Martha Beauty Gallery, usai peresmian PMIBS di Jakarta, Selasa (4/10/2011) lalu.
Untuk menghasilkan lulusan yang mandiri, Puspita Martha menerapkan empat konsep yang disebut sebagai 4M:
* Multi Sertifikat, dimana lulusan sekolah ini akan mendapat gelar diploma internasional, yaitu Diploma CIDESCO (Zurich), Diploma CIBTAC (London), Diploma City & Guilds (Inggris), dan Certificate of Pivot Point (Amerika).
* Multi Disiplin Ilmu, dimana ketrampilan, pengetahuan, dan perilaku, menjadi dasar kompetensi ilmu yang diberikan kepada para siswa. "Jadi, semua yang dilakukan (dalam tren kecantikan) itu ada tekniknya, ada dasarnya. Misalnya, kenapa menggunting rambut itu tidak boleh memakai gunting yang tumpul? Sebab gunting yang tumpul bisa merusak rambut, membuat ujungnya pecah-pecah," tutur Bernard.
* Multi Hubungan Industri. Siswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga mengikuti praktik kerja lapangan di berbagai industri seperti media cetak, televisi, fashion show, atau pementasan teater.
* Multi Profesi. Lulusan sekolah ini tidak lagi hanya dapat membuka salon, klinik kecantikan, atau spa. Mereka juga bisa membangun bisnis wedding organizer, konsultan media, bekerja di perusahaan iklan, fotografi, desainer fashion, dan industri retail lainnya.
Konsep 4M terwujud dalam setiap program pendidikan yang disediakan, seperti School of Beauty Aesthetic & Spa, School of Hairdressing, serta School of Make Up, yang masing-masing memiliki subprogram seperti Photography & Fashion Make Up, Bridal Make Up, Media & Theater Make Up, juga Competence Hair Sculpture dan Beauty Aesthetic Cidesco Diploma (Medical Doctors).
Semua program pendidikan ini sekarang dapat dijalankan dengan lebih nyaman, berkat perluasan bangunan yang disertai penambahan ruangan, perlengkapan belajar-mengajar, dan fasilitas lain yang disesuaikan dengan standar internasional.
0 comments:
Post a Comment