Alami Koma & Otak Rusak Usai Warnai Rambut

iklan
VIVAnews - KOSMO
VIVAnews - KOSMO
Alami Koma & Otak Rusak Usai Warnai Rambut
Nov 21st 2011, 05:04

VIVAnews - Sudah tiga minggu lebih Julie McCabe harus bergantung pada mesin pendukung kehidupan di unit perawatan intensif Rumah Sakit Umum Airedale, West Yorkshire, Inggris. Dokter mendiagnosis wanita 38 tahun ini mengalami koma dan kerusakan otak setelah dia mewarnai rambutnya sendiri di rumah, 30 Oktober silam.

Selepas mewarnai rambutnya, agen real estate 38 tahun merasa kesulitan bernapas. Sang suami, Russell, bergegas membawanya ke rumah sakit. Tapi, dalam perjalanan jantung Julie berhenti berdetak.

Oleh petugas medis, keluarga diingatkan, bahwa kerusakan otak yang terjadi pada Julie akan membuatnya tidak akan menjadi orang yang sama seperti sebelumnya. Dua orang anaknya, Luke, 20, dan Abigail, 15, kini menunggui ibu mereka.
 
Ayah Julie, Keith Miller percaya, zat kimia dalam pewarna rambut yang disebut p-phenylenediamine (PPD) menyebabkan reaksi alergi pada anaknya. "Apa yang terjadi merupakan konsekuensi dari pewarna rambut yang dia gunakan," katanya.

Dia menambahkan, "Ini menghancurkan keluarga kami. Saya akan melakukan semua bisa saya lakukan agar barang ini dilarang."

PPD umum digunakan dalam pewarna rambut permanen atau semi permanen untuk memperoleh kesan warna rambut lebih gelap. Meskipun telah dilarang di beberapa negara Eropa, hukum Uni Eropa membolehkan peredarannya. Keluarga McCabe kini berkampanye agar pemerintah melarang penggunaan bahan tersebut.

Seorang pengacara yang mewakili beberapa klien penderita reaksi alergi parah Almond Greg, mengatakan, "Ada sedikit cara membuktikan bahan kimia PPD aman digunakan," katanya seperti dikutip metro.co.uk.

Sebelumnya, beberapa kasus alergi parah akibat penggunaan cat rambut terjadi pada beberapa remaja di Inggris. Setelah menggunakan cat rambut, mereka mengalami reaksi alergi seperti kulit kepala terbakar, sulit bernapas, terjadi pembengkakan pada kulit kepala hingga mengeluarkan darah dan nanah. Bahkan, seorang remaja, Tabatha McCourt harus meregang nyawa usai mewarnai rambut.

Sementara salah satu produsen pewarna rambut mengatakan, "Kami tidak tahu rincian kasusnya sehingga tidak pantas bagi kami berkomentar lebih lanjut. Kami akan melakukan segala hal yang kami bisa untuk membantu keluarga wanita tersebut dan tim medis dengan informasi yang kami miliki. " (sj)

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Kirim Komentar

Anda harus Login untuk mengirimkan komentar

' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment