PENANGANAN medis dengan peralatan memadai memang dibutuhkan pasien dengan indikasi masing-masing. Namun tak kalah penting, dukungan moril dari orang-orang di sekelilingnya, termasuk pasien cuci darah.
Hemodialisa atau sering dikenal dengan istilah cuci darah adalah proses pembersihan darah yang didasarkan pada pertukaran ion-ion dan partikel cairan darah melalui suatu membran dengan menggunakan fungsi ginjal buatan (alat dialisa). Tindakan ini dilakukan guna mengeluarkan sampah dan racun hasil metabolisme tubuh pada seseorang yang fungsi ginjalnya menurun hingga di bawah 15 persen.
"Penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan pasien bergantung pada tindakan hemodialisa. Kenyataan ini tentu sangat memengaruhi kesehatan fisik dan psikis pasien," kata dr J F Mukidjam SpPD dari RS Premier Jatinegara, seperti rilis yang diterima okezone, Senin (21/11/2011).
Terkait hal tersebut, dr Mukidjam menekankan peran penting keluarga dalam mendukung pasien hemodialisa. Keberhasilan tindakan hemodialisa secara langsung dipengaruhi oleh kualitas tenaga medis, peralatan medis yang memadai, dan kondisi pasien sendiri.
Tidak sedikit pasien hemodialisa bahkan keluarganya yang kemudian membatasi komunikasi dengan orang lain saat mengetahui dirinya atau anggota keluarganya harus menjalani hemodialisa dan berusaha menanggung bebannya sendiri. Padahal, seperti ditegaskan dr Mukidjam, komplikasi pada saat dilakukannya tindakan hemodialisa semakin besar ketika pasien mengalami penurunan kondisi fisik dan psikis.
Ia menambahkan, komplikasi seperti kram otot, tekanan darah rendah, hingga perdarahan umumnya terjadi saat tindakan hemodialisa disebabkan oleh salah satu atau kombinasi dari ketiga hal, yakni mesin, pasien, dan teknik cuci darah yang dipakai. Jadi, faktor fisik dan psikis pasien memainkan peranan sangat penting mengingat masa perawatan bisa bertahun-tahun.
"Pasien harus menjaga daya tahan tubuhnya dan mengurangi beban pikirannya karena sakit yang diderita. Pasien harus didukung untuk kreatif dan ceria. Hal ini mutlak mendapatkan dukungan dan kerja sama keluarga," ujar alumnus Universitas Katolik Nijmegen Belanda ini.
Salah satu cara untuk memberi kenyamanan psikis bagi pasien hemodialisa adalah gathering antarpasien seperti dilakukan RS Premier Jatinegara, baru-baru ini. Selain kualitas tenaga medis dan peralatan medis yang dimiliki, rumah sakit di bawah naungan Ramsay Healthcare Indonesia ini menyadari bahwa dukungan dan suasana positif seperti tercipta dalam gathering pasien hemodialisa dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan menguatkan satu sama lain. (ftr)
0 comments:
Post a Comment