Liputan6.com, New Delhi: Anak-anak dari ibu penderita diabetes memiliki risiko lebih besar untuk mengalami obesitas. Tetapi proses menyusui dengan air susu ibu (ASI) selama setidaknya enam bulan dapat mengurangi risiko tersebut. Demikian hasil sebuah penelitian terbaru yang dilaporkan
Zeenews.com, Sabtu (18/2).
Ahli Epidemiologi Tessa Crume dan rekannya meneliti 94 anak dari ibu dengan diabetes dan 399 anak dari ibu dengan nondiabetes, yang berusia baru lahir sampai usia 13 tahun. Mereka mengevaluasi pengaruh menyusui terhadap pertumbuhan indeks massa tubuh (BMI) sebagai indikator obesitas.
"Ada periode perinatal penting untuk menentukan risiko obesitas, kehamilan, dan kehidupan bayi secara dini," kata Crume. "Kami meneliti anak-anak yang terkena gizi berlebihan dalam rahim karena kehamilan diabetes, untuk menentukan apakah gizi kehidupan awal mereka bisa mengubah risiko obesitas."
Anak-anak dari ibu dengan diabetes, yang diberi ASI setidaknya enam bulan, memiliki pertumbuhan BMI lebih lambat dibandingkan anak-anak yang disusui kurang dari enam bulan. Pola yang sama juga muncul pada anak-anak dari kehamilan nondiabetes.
Menurut Crume, anak-anak terkena diabetes atau obesitas selama kehamilan memiliki resiko lebih tinggi untuk obesitas dan penyakit metabolik. Sekarang mereka juga tahu adanya kesempatan baru untuk menormalkan pertumbuhan BMI, dengan mendorong ibu untuk menyusui selama setidaknya enam bulan, waktu yang direkomendasikan oleh Academy of Pediatrics.
"Menyusui dengan ASI merupakan strategi kesehatan klinis dan strategi kesehatan publik yang penting untuk mengurangi risiko obesitas," kata Crume. "Kami berharap penelitian lebih lanjut akan mendorong ibu untuk menyusui, terutama mereka yang mengalami kehamilan diabetes."
Penelitian ini muncul dalam edisi terbaru dari International Journal of Obesity.(SHA)
0 comments:
Post a Comment