Dilema Benci dan Cinta Para Ibu Bekerja

iklan
VIVAnews - KOSMO
VIVAnews - KOSMO
Dilema Benci dan Cinta Para Ibu Bekerja
Aug 18th 2011, 09:03

Kamis, 18 Agustus 2011, 16:03 WIB

Anda Nurlaila

VIVAnews - Banyak wanita bekerja yang menghadapi dilema setelah memiliki anak. Berkonsentrasi penuh pada urusan rumah tangga dan atau menjadi 'ibu super', dan membagi diri menjadi seorang profesional sekaligus ibu.

Jajak pendapat bertajuk 'Mom Secrets' oleh Today dan Parenting.com menemukan, dua hal bertolak belakang memang terjadi pada ibu bekerja. Di satu sisi, wanita mengeluhkan waktu yang dihabiskan jauh dari anak-anak ketika berada di tempat kerja.

Di sisi lain, ibu kerap menjadikan pekerjaan sebagai pelarian dari rutinitas di rumah dan mengurus anak seperti perkelahian anak, terus menerus mengganti popok atau amukan balita mereka. Saat itu, bahkan tempat kerja yang paling sibuk sekalipun bagaikan oasis yang tenang.

Survei menemukan, ibu bekerja mengalami emosi rumit mengenai pekerjaan dan mengatur rumah tangga. Dari 26.000 ibu yang ambil bagian dalam survei, 74 persen mengatakan mereka bekerja di luar rumah. Berikut beberapa rincian yang berhasil direkam jajak pendapat:

1. Sebanyak 42 persen mengatakan mereka lebih suka menambah 50 persen waktu di tempat kerja ketimbang menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka.

2. 20 persen ibu bekerja menilai ibu lain terlalu sibuk bekerja.

3. Satu dari 5 ibu mengatakan, akan memilih karir yang lebih fleksibel bila harus berhenti kerja. Sementara 1 dari 10 ibu mengatakan, ingin berkonsentrasi pada karier.

4. Hampir sepertiga ibu mengakui bekerja sebagai cara melarikan diri dari pengasuhan anak.

Survei menuliskan beberapa ungkapan cinta-benci para ibu. Seorang anonim menulis: "Saya sedih saat harus bekerja seharian di kantor. Tapi saat pulang dan menghabiskan waktu dengan anak, saya merasa stres, kelelahan dan kewalahan."

Lainnya mengaku, memilih penitipan anak terbaik karena sangat mencintai pekerjaan mereka sesuai dengan pendidikan, namun mereka ternyata diam-diam berharap dapat mengurus anak. Sementara ibu yang lain menulis sesuatu yang sederhana namun dalam, "Saya merasa bersalah setiap hari saat pergi bekerja."

Kecemasan wanita mengenai pekerjaan lebih banyak diakibatkan pandangan masyarakat, bahwa wanita seharusnya mengurus anak dan keluarga. "Banyak wanita yang senang bekerja sambil mengurus anak. Tetapi mereka seolah harus memperlihatkan wajah sedih kepada dunia," ujar laporan jajak pendapat seperti dikutip dari MSNBC.  (eh)

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment