Senin, 20 Februari 2012 | 08:16 WIB
TEMPO.CO, Tangerang - Cornel asyik mencoreti kertas gambar dengan pola tak beraturan. Sepertinya hanya benang kusut yang terlihat di kertas itu. Tapi, tunggu dulu, benang kusut itu lama-lama diubah siswa SD Santa Ursula ini menjadi sebuah gambar abstrak yang menarik.
Cornel bersama puluhan anak lainnya sedang belajar teknik doodling. Teknik doodling adalah teknik menggambar secara spontan dengan mengembangkan sebuah garis acak.
Bocah-bocah itu berkumpul di West Atrium, Living World, Alam Sutera, Serpong, pada 18 Februari 2012 untuk mendapat pelatihan langsung dari Kartunis Norwegia, Oistein Kristiansen.
Bagi Cornel, teknik doodling ternyata tak sulit untuk dicoba. "Gampang kok, saya bisa ikutin," ujar siswa Sekolah Dasar Santa Ursula. Peserta lain, Anggi juga mengatakan hal yang sama. Ia dapat mengikuti teknik tersebut. "Saya bisa, tidak susah," ujar anak yang suka menggambar Manga (komik beraliran Jepang) ini.
Oistein mengatakan teknik doodling dalam menggambar dapat melatih anak menyelesaikan masalah. Pada aksinya, Oistein menunjukkan bagaimana ia dapat menggambar seekor sapi dengan garis acak tak beraturan yang telah dibuat salah seorang peserta pelatihan. "Teknik doodling akan mengajarkan anak untuk dapat menyelesaikan masalahnya," ujarnya.
Menurut Oistein, dengan pola tersebut, seorang anak dapat belajar berpikir. Garis acak yang merupakan gambar awal yang dibuat tak beraturan dapat diumpamakan sebagai masalah. Kemudian, dengan kreativitas berpikir, anak dapat melanjutkan gambar acak itu menjadi gambar yang berbentuk jelas sesuai imajinasinya.
Pendapat Oistein didukung Yandramin Halim, Managing Director PT Faber Castell Internasional Indonesia. "Dengan coretan yang tak berbentuk, anak bisa buat menjadi gambar yang utuh. Jadi kalau diberi persoalan, dia bisa membuat (persoalan itu) menjadi sesuatu yang produktif," ujarnya.
Menggambar dapat membantu anak-anak untuk menggungkapkan ide dan memupuk kreativitas anak. Menggali kreativitas anak, dan melakukan latihan dengan teknik doodling, menurut Yandramin, dapat melatih anak untuk menciptakan sesuatu yang baru.
"Berlatih dengan teknik doodling, akan menjadikannya kreatif. Bila anak itu jadi dokter, ia bisa menjadi dokter yang dapat menciptakan inovasi baru. Bukan hanya mengikuti pelajaran yang sudah pernah diajarkan," katanya.
MITRA TARIGAN
0 comments:
Post a Comment