Lifestyle » Trend and Fashion » Majukan Batik, Angkat Derajat Perempuan Miskin
Minggu, 9 Oktober 2011 - 07:20 wib
Fitri Yulianti - Okezone
Batik angkat derajat perempuan miskin. (Foto: Google)
BATIK dan perempuan bagai lekatnya hubungan canting dan malam, masing-masing tidak terpisahkan. Cita-cita mengangkat taraf hidup perempuan Indonesia terajut kala memajukan batik.
Batik merupakan hasil kerajinan yang bernilai seni tinggi, dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia -khususnya Jawa- sejak lama.
Dahulu, para wanita Jawa menjadikan keterampilan membatiknya sebagai mata pencaharian sehingga membatik menjadi pekerjaan eksklusif wanita sampai ditemukannya batik cap yang memungkinkan untuk dikerjakan pria. Sayang, hingga kini apresiasi positif belum diberikan secara merata kepada para wanita pembatik.
"Waktu saya jadi menteri, saya bawa sekitar 50 ibu-ibu. Kita masuk ke suatu desa, miskin sekali. Rumahnya gubuk, tapi di dalamnya saya lihat seorang ibu membuat batik cantik yang kalau sudah selesai bisa langsung dipamerkan ke New York," kata Joop Ave, mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI Kabinet Pembangunan kepada okezone saat ditemui di Jakarta Convention Center, belum lama ini.
Joop mengaku, sejak 40 tahun lalu bekerja di pemerintahan dan berkomitmen untuk mengembangkan batik. Menurutnya, memajukan kreasi batik juga merupakan sarana mengangkat derajat ekonomi wanita Indonesia.
"Ini adalah karyanya perempuan. You know what, poor woman. Maka itu kalau kita memajukan batik, berarti kita turut memajukan nasib perempuan miskin. Saya ingin sekali kalau bisa berperan di situ," imbuhnya.
Batik sudah dikembangkan sejak abad ke-17 hingga saat ini. Tak sedikit kalangan takut pengaruh barat akan menyerang budaya Nusantara, khususnya batik.
"Mengapa kita harus takut? Batik mudah diadopsi dan diadaptasi, buktinya kita lihat bagaimana perkembangan batik sekarang. Jadi jangan takut, kita harus pede, asal juga melakukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Kita harus katakan bahwa 'Saya pakai batik karena bangga'," tutupnya.
(nsa)
0 comments:
Post a Comment