KOMPAS.com - Adalah sebuah pencapaian yang membanggakan bila seseorang berhasil meraih mimpinya. Termasuk ketika perempuan muda, yang memimpikan menjadi Puteri Indonesia, berhasil mewujudkannya.
Perempuan keturunan Yogyakarta, dr Reisa Kartikasari setahun lalu sukses meraih mimpinya menjadi Puteri Indonesia dengan terpilih sebagai Runner Up 1 (Puteri Indonesia Lingkungan 2010). Kini, perempuan kelahiran Malang, 24 Desember 1985 ini kembali merajut mimpi berlaga di ajang Miss International 2011 di China.
"Saya menargetkan yang terbaik dan tidak merasa terbebani. Karena diberi kesempatan untuk mewakili Indonesia saja sudah menjadi suatu berkah yang luar biasa. Saya menjalaninya dengan hati bersyukur dan penuh sukacita," aku Reisa melalui pesan singkat kepada Kompas Female.
Selain faktor keberuntungan, kesiapan mental dan kepribadian kontestan pemilihan internasional menentukan kemenangan. Apalagi jika banyak orang menaruh harapan dan menginginkan Indonesia menang.
Puteri Indonesia 2004 Artika Sari Devi yang mengukir prestasi di ajang Miss Universe dengan masuk 15 besar berbagi kiat untuk berlaga di ajang internasional.
"Jangan terlalu memberikan patokan karena bisa menjadi beban bagi mereka yang mewakili negara di ajang internasional. Misalnya Puteri Indonesia harus mengejar posisi 15 besar. Setiap orang memiliki potensi yang berbeda. Jangan menyamakan satu orang dengan siapa pun. Yang penting mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Karena meraih prestasi atau kemenangan di ajang internasional juga dipengaruhi faktor keberuntungan," jelas Artika kepada Kompas Female di Jakarta beberapa waktu lalu.
Meningkatkan kualitas diri, melakukan yang terbaik dengan kepercayaan diri dan kerendahan hati, dan berserah agar keberuntungan menaungi, membantu siapa pun meraih mimpi. Seperti Puteri Indonesia Lingkungan 2009 Zukhriatul Hafizah, yang mengikuti Miss International 2010 bermodalkan kematangan pribadi, keramahan yang tulus dan kepercayaan diri sehingga dipilih sebagai Miss Friendship oleh puluhan konstestan lainnya.
Tak perlu dan memang tak bijak jika membandingkan Reisa dengan Fiza. Yang penting adalah meyakini bahwa setiap perempuan Indonesia punya potensi dalam dirinya. Potensi yang bisa muncul melalui berbagai cara dan kesempatan, meski harus menunggu waktu yang tepat.
0 comments:
Post a Comment