Jum'at, 14 Oktober 2011, 14:10 WIB
Anda Nurlaila, Heryu Nandiasa
olahraga lari (dok. Corbis)
VIVAnews - Pecinta fitnes dan penggemar diet sehat mungkin perlu lebih berhati-hati dengan kebiasaan hidup mereka. Para peneliti Jepang menemukan, wanita yang hidup sehat dan berolahraga lebih mungkin memasuki masa menopause lebih cepat dan memiliki risiko gangguan kesehatan lebih banyak.
Seperti dikutip dari laman Shine, para peneliti mengikuti keseharian 3.115 wanita selama 10 tahun. Mereka mengumpulkan data-data dari kebiasan makan dan olahraga mereka. Mereka menemukan, wanita yang menghabiskan 8 sampai 10 jam seminggu untuk berolahraga, 17 persen lebih mungkin mendapat menopause lebih dini, dibandingkan dengan wanita yang tidak berolahraga.
Mereka yang makan cukup banyak lemak polyunsaturated (yang ditemukan pada ikan dan minyak sayur) 15 persen memasuki masa menopause lebih dini, dibandingkan wanita yang mengonsumsi sedikit dari lemak tersebut.
"Lemak ikan dan jenis lemak lainnya, diet kaya serat, kedelai yang mengandung isoflavon, dan alkohol mungkin tidak ada hubungannya dengan masa menopause," tulis Dr. Chisato Nagata dan rekan dari Gifu University dalam penelitiannya.
Dia menyebut, selalu ada pro dan kontra terkait masalah menopause dini. Di satu sisi, wanita yang berada dalam masa menopause memiliki hormon esterogen yang rendah, yang dapat mengurangi risiko kanker payudara. Namun di sisi lain, wanita menopause juga lebih mungkin terkena penyakit jantung dan hilangnya kepadatan tulang. Wanita menopause juga lebih mungkin mengalami disfungsi seksual. Namun tidak berovulasi dan rendahnya tingkat estrogen bukan berarti wanita tak subur.
Para ahli menanggapi penelitian Nagata dengan menyatakan studi ini tidak membuktikan bahwa berolahraga dapat menyebabkan menopause dini. Di situ hanya disebutkan bahwa olahraga dan menopause mungkin saling berkaitan.
"Saya tidak ingin wanita menghkawatirkan bahwa mereka mungkin dalam risiko yang tinggi mengalami penyakit jantung atau osteoporosis jika mereka mengubah gaya hidup mereka," ujar Kepala Perkumpulan Masyarakat Menopause Amerika Utara (North America Menopause Society) Dr. JoAnn E. Manson dari Harvard Medical School dikutip dari laman Reuters. "Manfaat gaya hidup sehat jauh lebih penting dari risiko apapun."
Penelitian yang dimuat dalam jurnal "Menopause" itu juga menimbulkan beberapa pertanyaan lain. Para peneliti memfokuskan pada wanita berusia antara 36-55 tahun selama 10 tahun. Namun, umumnya menopause dimulai antara usia 41-55 tahun.
Fokus sebenarnya, tambah Manson, seharusnya lebih kepada fakta bahwa olahraga bisa menyebabkan rendahnya hormon estrogen wanita. Dan, rendahnya hormon tersebut bisa mengurangi risiko mengalami kanker tertentu.
"Aktifitas fisik dan pola kesehatan jantung sehari-hari sangat disarankan untuk mengurangi risiko dari beberapa hormon yang menyebabkan kanker dan osteoporosis," ujarnya. "Ini cara yang sederhana, namun penting." (eh)
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }
0 comments:
Post a Comment