Terapi Baru untuk Merefleksikan Diri Sendiri

iklan
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Terapi Baru untuk Merefleksikan Diri Sendiri
Feb 20th 2012, 04:44

Senin, 20 Februari 2012 | 10:21 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa orang suka membaca ulang buku yang sudah pernah dibaca dan menonton ulang film yang pernah ditonton bukanlah suatu bentuk kecanduan atau perilaku ritual. Itu merupakan usaha sadar guna memperdalam materi penting sambil merefleksikan pertumbuhan diri sendiri melalui buku, film, atau tempat tertentu yang dianggap familier.

Cristel Rusell, peneliti perilaku konsumen di American University dan rekan-rekannya, mewawancarai 23 orang untuk mengidentifikasi alasan mendasar tentang sesuatu yang disebut re-consumption seperti tercantum dalam jurnal yang akan segera terbit di Journal of Consumer Research. Para peneliti menemukan bahwa re-consumption bukan sekadar usaha nostalgia untuk mengingat masa lalu, tapi hanya pencarian aktif demi makna baru dan memiliki nilai emosional yang besar.

"Karena re-experiencing menawarkan sebuah cara untuk melihat sesuatu dari lensa yang sama, tapi dengan mata yang berbeda. Cara ini menawarkan keuntungan-keuntungan terapis," ucap Russel dalam email seperti dikutip situs LiveScience edisi 16 Februari 2012.

"Selama seseorang secara aktif menyadari re-experience (bukan sebuah kecanduan pasif yang tidak terkontrol), hal itu akan memberikan peluang sebagai refleksi diri." Sebagai contoh, salah satu partisipan adalah pendeta gereja yang secara rutin membaca ulang Bible. Ia mengatakan kadang-kadang penafsiran atas beberapa ayat berbeda. Karena itu ia harus mengungkapkannya secara terbuka.

"Pendeta itu melihat ini sebagai sebuah sinyal pertumbuhan," kata Russell. Para ilmuwan mengatakan temuan mereka sekaligus mengkonfirmasi pernyataan seorang filsuf asal Jerman, Martin Heidegger, yang pada 1953 berargumen bahwa pengulangan membuat seseorang mencapai pemahaman lebih baik dibandingkan di masa lalu.

Lebih penting lagi, re-consumsing menyebabkan perbedaan yang nyata antara masa lalu dengan masa sekarang. Menginterpretasikan kata atau gambaran di masa lalu serta merefleksikan perbedaan dengan interpretasi masa kini. Hasil studi ini juga berimplikasi psikologi, kata Russell, karena bersifat terapis dan harus didukung.

LIVESCIENCE I ARBA'IYAH SATRIANI

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment