Jum'at, 17 Februari 2012 | 10:00 WIB
TEMPO.CO - Mengkonsumsi makanan organik adalah salah satu kebiasan yang direkomendasikan para ahli gizi demi menjaga kesehatan tubuh. Namun, tahukah Anda, beberapa makanan organik yang menurut Anda lebih sehat untuk dikonsumsi malah mengandung unsur yang sangat beracun, yaitu arsenik.
Sebuah tim peneliti dari Dartmouth, Amerika Serikat, mengungkapkan banyak produk makanan organik, termasuk suplemen, yang dikenal sebagai sirup beras merah memiliki konsentrasi arsenik yang jauh lebih tinggi dari makanan diet organik tanpa sirup lainnya.
Tim peneliti dari Dartmouth menguji beberapa bahan makanan organik, termasuk yang ada di dalam formula susu bayi, sereal, dan makanan sarapan berenergi. Tim juga menguji suplemen energi yang digunakan oleh atlet maraton dan sepeda.
Salah satu bahan yang diuji adalah susu formula bayi yang memiliki tingkat arsenik enam kali lebih tinggi dari batas minuman air bersih, yaitu 10 bagian per milyar (ppb) menurut Environmental Protection Agency (EPA). Brian Jackson, profesor peneliti dan penulis utama dalam studi tersebut mengatakan, penelitian ini berasal dari studi tentang arsenik sebelumnya yang telah dilakukan pada susu formula bayi.
"Merek utama susu bayi tidak begitu banyak," kata Jackson kepada FoxNews.com, Kamis, 16 Februari. "Lalu aku berada di sebuah supermarket lokal dan melihat dua brand susu formula tidak dikenal dan mereka memiliki kandungan arsenik 20 sampai 30 kali lebih tinggi dari semua susu formula merek utama lainnya. Saya melihat label serta bahan-bahan utamanya dan saya menemukan kandungan sirup beras organik coklat," ujar Jackson.
Sirup beras cokelat banyak digunakan dalam makanan organik sebagai pilihan pemanis sehat. Varian beras merah biasa digunakan juga sebagai alternatif untuk sirup jagung dengan kandungan fruktosa tinggi. Namun, setelah itu muncul kritik bahwa sirup jagung merupakan bahan yang jauh lebih berbahaya daripada gula dan secara substansial dapat memperparah obesitas.
Kecenderungan beras untuk memiliki konsentrasi arsenik yang lebih tinggi tergantung dari cara bagaimana beras itu tumbuh. Ketika padi dibudidayakan, padi menyerap senyawa yang dikenal sebagai silika. Senyawa ini membantu tanaman tumbuh lebih lebih baik. Saat padi ditanam, arsenik bertransformasi mirip silika sehingga ikut terserap.
Beras merah menyerap arsenik lebih banyak dari beras putih. Sebab lebih banyak arsenik yang terserap dalam sekam beras merah. Sebelumnya, tes air minum telah menunjukkan hubungan antara konsentrasi arsenik tinggi dan peningkatan risiko beberapa kanker dan penyakit kardiovaskular. Namun, Jackson mengatakan terlalu dini menentukan potensi bahaya terlalu banyak makan sirup beras cokelat organik.
"Kami benar-benar tidak tahu apa risikonya," kata Jackson. "Kami memiliki acuan risiko arsenik seperti yang terkandung dalam air minum, sedangkan arsenik dalam makanan adalah masalah yang berbeda. Pilihan diet Anda terdiri dari variabel, sehingga beberapa jenis mungkin mengandung arsenik sedang lainnya tidak. Jadi sulit untuk membuat perbandingan atas itu semua," ujar Jackson.
Meski begitu, para peneliti tidak bermaksud menakut-nakuti orang agar menjauh dari makanan organik. Mereka berharap orang akan memiliki informasi lebih baik tentang makanan yang mereka pilih. Tim juga berharap penelitian mereka akan mendorong Badan Pengawan Obat dan Makanan Amerika menetapkan pedoman yang lebih baik mengenai makanan organik, khususnya formula susu bayi.
"Bayi adalah manusia yang paling mendapatkan paparan arsen tidak proporsional," kata Jackson. "Batas kami didasarkan pada bobot kita dan bayi memiliki berat badan sangat rendah sehingga mereka mendapatkan dosis arsenik yang relatif besar," kata Jackson.
FOXNEWS | CHETA NILAWATY
0 comments:
Post a Comment