ADA yang berbeda dengan koleksi busana yang disajikan di catwalk New York. Bila biasanya fashion power disuguhkan dalam siluet celana, maka untuk musim gugur dan musim dingin 2012 mendatang, para desainer Big Apple lebih memilih napas feminin.
Dari Jason Wu, Thakoon Panichgul, Derek Lam, hingga Diane von Furstenberg dan Marc Jacobs, celana rupanya menjadi siluet yang terabaikan di Pekan Mode New York. Para desainer kini tengah mengeksplorasi sisi maskulin dari rok dan gaun, yang rupanya mendominasi hampir setiap koleksi para desainer. Sebagai gantinya, para desainer kini bermain dengan stocking dan legging yang dikenakan bertumpuk bersama rok maupun terusan.
Selama ini, dalam dunia womenswear, celana dikenal sebagai "gaya pendobrak", yang sekaligus mengaburkan batasan busana maskulin dan feminin. Kendati celana kini menjadi salah satu busana wajib kaum hawa, rok dan gaun masih menempati peringkat utama untuk urusan busana feminin. Hal tersebut terlihat di catwalk New York, ketika secara statistik, celana hanya tampil 30 persen dari koleksi rok dan gaun. Sebut saja pertunjukan Donna Karan yang hanya menampilkan satu celana dari total 27 koleksinya.
Di Derek Lam, statistiknya sedikit meningkat. Lam menyuguhkan 9 koleksi celana dari keseluruhan 33 koleksi, sementara Tommy Hilfiger mempersembahkan 10 celana dari 48 koleksi, dan Diane von Furstenberg, secara tepat menakar koleksi celananya hanya 1/3 dari keseluruhan koleksi musim gugur dan musim dinginnya, yang berjumlah 48 buah.
"Maskulin tidak melulu diperlihatkan melalui siluet celana dan feminin tidak selalu berarti rok atau gaun," kata von Furstenberg. Karenanya, koleksi rok dan terusan yang disuguhkan Presiden Council of Fashion Designers of America (CFDA) itu jauh dari kesan ringan dan flirtly, melainkan matang, modern, dan konstruktif. Di sisi lain, koleksi rok bernapas maskulin ala von Furstenberg sedikit bernapas Eropa, mungkin hasil pengaruh kepala desainernya, Yvan Mispelaere, yang berasal dari Prancis.
"Selama ini nama Diane von Fustenberg identik dengan wrap dress yang feminin, tapi juga playful, kami ingin memberikan sentuhan yang sedikit berbeda," papar Mispelaere yang mengombinasikan ragam gaun lilit khas DVF dengan sentuhan tailored khas Eropa serta jumpsuit dan celana berpipa lebar.
Tommy Hilfiger pun rupanya punya pendapat serupa dengan von Furstenberg. Pasalnya, koleksi Hilfiger yang biasanya menitikberatkan pada siluet celana panjang, kini menampilkan wajah berbeda, lebih feminin.
"Saya membayangkan musim gugur yang lembut dengan warna-warna hangat," celoteh Hilfiger, yang kemudian menuangkan imajinasinya dalam koleksi bergaya kombinasi militer-equestrian bernapas elegan. "Militer berarti tajam, cerdas, dan seksi," katanya.
Di sisi lain, Derek Lam membuat rok dan gaun terlihat begitu chic sekaligus mengakomodasi kenyamanan penggunanya. "Saya menyebut koleksi ini cozy chic," ujar desainer yang banyak menggunakan bahan rajut dan tule nilon ini.
Rokrok bergaya unik nyaris etnik terlihat di catwalk label green fashion Edun. Label asuhan Ali Hewson dan Sharon Wauchob itu sukses menggabungkan gaya bohemian dengan sisi kontemporer yang ditingkahi sedikit sentuhan safari sehingga koleksi terbaru Edun terlihat begitu hidup. Dalam wawancaranya dengan New York Times, Wauchob mengatakan koleksinya bertema "Safari Punk" dengan fokus utama pada motif cetak digital zebra dan leopard Koleksi lain yang pantas mendapat acungan jempol adalah rancangan desainer favorit Michele Obama, Jason Wu.
Musim mendatang, Wu mengambil inspirasi dari Timur Jauh, mengedepankan napas Oriental berbalut gaya minimalis yang menjadi jiwa fashionista New York. Tidak seperti Thakoon Panichgul yang bermain dengan warna kontras, Wu justru memilih palet aristokratik yang membawa nuansa Oriental Express ke atas panggung.
Busana Pria Semakin Bergairah
Kendati belum bisa disejajarkan dengan sukses penjualan lini busana wanita, dalam beberapa tahun terakhir menswear menunjukkan geliat yang semakin kuat. Panggung New York menjadi salah satu pembuktian meningkatnya gairah pasar busana pria. Firma konsultan dan analis pasar Bain & Co menyebutkan bahwa pasar busana pria eksklusif meningkat 14 persen per tahunnya, dua kali lipat dari pertumbuhan pasar busana wanita dari segmen yang sama.
"Dulu industri busana pria eksklusif hanya dianggap angin lalu, sekarang geliatnya semakin terlihat, dan tahun lalu pertumbuhannya sudah mengungguli lini busana wanita," kata David Wolfe, Direktur Kreatif Doneger Group.
"Pria, terutama kaum mudanya, saat ini sudah semakin sadar mode dan sadar merek," tambahnya.
"Kita bisa melihat gaya berbusana pria sudah semakin berubah belakangan ini," papar pengamat tren dan gaya hidup Tom Julian.
"Pria kini tidak lagi bergaya dengan kaus dan celana jins, tapi sudah melebar ke gaya yang lebih dewasa. Kemeja dan jas menjadi busana sehari-hari dan menggantikan level kasual. Seperti juga wanita, gaya busana pria kini semakin individual," sebutnya. Namun, Julian mengakui, "petualangan" mode kaum pria belumlah seberani wanita.
(tty)
0 comments:
Post a Comment