BUKAN perkara mudah merajut hubungan baru usai kegagalan rumah tangga. Solusinya jika pernikahan keburu digadang, jangan lupakan introspeksi diri untuk perbaikan hubungan ke depan.
Siapa yang ingin bercerai ketika menjalani pernikahan? Tentu semua orang menginginkan rumah tangganya "adem ayem" hingga maut memisahkan. Namun ketika waktu berjalan dan perbedaan mulai muncul, tak jarang perseteruan menjadi pewarna hari-hari. Imbasnya, perceraian pun menjadi jalan akhir yang ditempuh.
Ya, menjalin hubungan rumah tangga antara pasangan suami istri memanglah tidak mudah. Sejumlah perbedaan visi dan misi dalam keseharian pasti menghampiri. Tak sedikit dari pasangan yang kemudian menjadikan perceraian sebagai solusi singkat. Bahkan tak lama berselang, kegagalan yang baru saja disandang pun ingin segera dihilangkan dengan mengikat pernikahan dengan sosok baru.
Melihat fenomena itu, psikolog, Dr Rose Mini Agoes Salim MPsi mengatakan, bahwa memang tidak ada ketentuan khusus kapan waktu yang tepat untuk seseorang yang setelah bercerai menikah kembali. Tetapi, alangkah baiknya jika ada masa introspeksi diri dari sosok yang bersangkutan.
"Sebaiknya sebelum memutuskan untuk menikah lagi, orang tersebut sebaiknya melakukan intropeksi diri mengapa ia bisa gagal dalam sebuah pernikahan," ungkap wanita yang telah meraih gelar doktor psikologi ketika berbincang dengan
okezone via telepon selularnya, Kamis (16/2/2012).
Proses introspeksi diri itu perlu diterapkan pada seseorang yang telah menghadapi kegagalan pernikahan untuk kesekian kalinya. Pasalnya, apapun yang terjadi pada pernikahan sebelumnya tentunya telah melibatkan dua orang di dalamnya.
"Sebelum memutuskan untuk menikah kembali, justru seseorang tersebut harus memberikan waktu intropeksi untuk diri sendiri. Jangan hanya karena kesenangan pribadi lantas ia akan melakukan kesalahan untuk kesekian kalinya kembali," tandasnya.
(ind)(tty)
0 comments:
Post a Comment